Fakta Baru Penyelidikan Komnas HAM soal Adu Tembak Pengawal Rizieq dengan Polisi

29 Desember 2020 8:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam menunjukkan barang bukti berupa serpihan bagian mobil dalam peristiwa kematian enam laskar FPI di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (28/12). Foto: Aprilio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam menunjukkan barang bukti berupa serpihan bagian mobil dalam peristiwa kematian enam laskar FPI di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (28/12). Foto: Aprilio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Komnas HAM menyampaikan hasil sementara temuan terkait baku tembak polisi dengan pengawal Habib Rizieq yang terjadi 7 Desember 2020. Ada sejumlah hal yang berhasil ditemukan di lokasi baku tembak.
ADVERTISEMENT
Apa saja temuan baru itu, berikut rangkuman beritanya:
Komnas HAM Temukan 7 Proyektil dan 4 Selongsong soal Penembakan Pengawal Rizieq
Salah satu temuan yang disampaikan, yakni adanya proyektil dan selongsong peluru. Peluru-peluru itu ditemukan di sejumlah lokasi.
"Kami menemukan ada 7 proyektil peluru, tapi ada satu yang kami tidak yakin (berkaitan dengan peristiwa). Jadi dari 7 ada 6 yang kami yakin, satu kami tidak yakin," kata Komisioner Komnas HAM sekaligus Ketua Tim Investigasi, Choirul Anam saat konferensi pers, di kantor Komnas HAM, Senin (28/12).
Selain itu, Komnas HAM juga menemukan selongsong peluru. Jumlahnya berbeda dengan proyektil yang ditemukan.
"Untuk selongsong ada 4 yang kami temukan. Tapi, 3 yang kami yakin, satu kami tidak yakin," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Anam menegaskan, semua yang disampaikan saat ini belum pada kesimpulan. Semua temuan ini akan diuji lebih dalam.
Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam menunjukkan barang bukti berupa serpihan bagian mobil dalam peristiwa kematian enam laskar FPI di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (28/12). Foto: Aprilio Akbar/ANTARA FOTO
Komnas HAM: Ada Upaya Campur Adukkan Fakta Lain ke Kasus Pengawal Rizieq-Polisi
Wakil Ketua Komnas HAM Amiruddin mengatakan, pihaknya mendapat serangan secara personal di media sosial. Hal itu terjadi saat penyelidikan kasus baku tembak polisi dengan pengawal Habib Rizieq.
“Belakangan mulai menyerang personal disampaikan di medsos. Perlu dihentikan beginilah. supaya masyarakat enggak bingung,” kata Amiruddin di Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (28/12).
Amiruddin menuturkan, pihaknya juga menemukan maraknya hoaks yang menyeret Komnas HAM dalam penyelidikan baku tembak FPI dengan polisi.
Hoaks tersebut, kata Amiruddin, berupa memotong keterangan lama Komnas HAM yang dibuat seolah-olah telah memaparkan hasil penyelidikan. Komnas HAM meminta hal itu dihentikan untuk membantu masyarakat tidak terprovokasi.
ADVERTISEMENT
“Dan kesempatan ini juga. Kami ingin menyampaikan bahwa selama proses penyelidikan berupa fakta tersebar informasi yang disebarkan orang adalah hoaks," kata Amiruddin.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
Temuan Lain Komnas HAM di Kasus Pengawal Rizieq: Pecahan Mobil-Earphone
Ketua Tim Investigasi Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, tim Komnas HAM langsung mendatangi lokasi baku tembak untuk mencari sejumlah barang bukti yang bisa dipakai untuk mendalami kasus ini.
“Bagian mobil sangat banyak, secara kasat mata ada identik tapi yang lain harus dipastikan. Ini semua seperti dijelaskan Mas Amin (Wakil Ketua Komnas HAM) masih membutuhkan apa namanya uji balistik sedang mengupayakan dan sebagainya,” kata Anam di Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (28/12).
Tim dari Komnas HAM memang sempat datang langsung ke Polda Metro Jaya untuk melihat dari dekat 3 mobil yang terlibat dalam kasus ini. 2 mobil polisi dan satu mobil pengawal FPI.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Komnas HAM belum bisa menyimpulkan apa pun karena semua barang bukti yang dikumpulkan harus diuji lebih dalam lagi.
Di samping itu, Komnas HAM juga menemukan earphone di lokasi. Saat itu, Anam memang berprinsip mengambil semua barang yang mungkin saja berkaitan dengan peristiwa. Untuk kebenarannya, tinggal diuji lebih dalam.
"Ini kami menemukan awal ini ada earphone. Ini kami lakukan sebelum ada voice note. Sebelum ada info di publik. Jadi kami menyusuri," tambah pria yang bertugas sebagai ketua tim investigasi itu.
Tidak hanya itu, Komnas HAM juga telah mendapatkan bukti rekaman percakapan (voice note), dan CCTV di jalan yang dilalui. Meski begitu, Komnas HAM akan mendalami temuan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Tim lapangan juga mendapatkan bukti lainnya rekaman percakapan, CCTV jalan dan beberapa lain. Ini tentu kami dapatkan berkat kerja sama dengan pihak yang kami mintai keterangan,” ucapnya.
Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara memeriksa satu dari tiga mobil dalam kasus penembakan anggota FPI di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/12). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Komnas HAM Sudah Periksa Polisi yang Terlibat Insiden dengan Pengawal Rizieq
Ketua Tim Investigasi Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, pihaknya telah memeriksa saksi penting dalam insiden tersebut secara bersamaan. Termasuk saksi dari polisi yang saat kejadian sedang bertugas.
“Kami sudah periksa anggota polisi yang bertugas malam itu. Kami periksa semua yang menemukan di awal kejadian,” kata Anam di Gedung Kemenkum HAM, Jakarta Pusat, Senin (28/12).
Anam menyebut, Komnas HAM juga telah memeriksa FPI, Polda Metro Jaya, Bareskrim hingga dokter forensik yang mengurus 6 jenazah pengawal Rizieq. Mereka juga melibatkan saksi dari warga sekitar yang melihat kejadian.
ADVERTISEMENT
“Tim telah meminta keterangan beberapa pihak baik dari FPI, Polda Metro Bareskrim serta dokter tim. Juga periksa barang bukti dari polisi, dan saksi baik dari FPI dan saksi dari kalangan masyarakat yang merasa melihat,” ujar Anam.
Komisioner Komnas HAM memeriksa salah satu mobil dalam kasus penembakan anggota FPI di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/12). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Komnas HAM Temukan Indikasi Mobil FPI dan Polisi Serempetan, Ada Bukti
Wakil Ketua Komnas HAM Amiruddin mengatakan, tim investigasi yang dipimpin Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menemukan sejumlah serpihan pecahan mobil. Serpihan ini diduga muncul karena adanya gesekan antara mobil polisi dengan pengawal Rizieq.
“Selain itu juga didapatkan apa semacam serpihan pecahan bagian mobil yang saling serempetan ya ini pecahannya mas Anam (Ketua Tim Investigasi),” ujar Amiruddin saat konferensi pers di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (28/12).
ADVERTISEMENT
Anam lalu menunjukkan sejumlah serpihan mobil yang ditemukan tim investigasi Komnas HAM. Dalam kesempatan itu, Anam menegaskan, tim investigasi belum pada kesimpulan. Semua temuan ini akan diuji lebih dalam untuk memastikan keterkaitan dengan kasus ini.
"Bagian mobil sangat banyak, secara kasat mata ada identik tapi yang lain harus dipastikan. Ini semua seperti dijelaskan Mas Amin (Wakil Ketua Komnas HAM) masih membutuhkan apa namanya uji balistik sedang mengupayakan dan sebagainya,” kata Anam.
Kimisioner Komnas HAM, Choirul Anam. Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
Komnas HAM Jawab Isu Temukan Rumah Penyiksaan Pengawal Rizieq: Tidak Benar
Komnas HAM harus berhadapan dengan berbagai hoaks yang beredar selama mendalami kasus baku tembak polisi dengan pengawal Habib Rizieq. Salah satunya soal temuan adanya rumah yang dijadikan tempat menyiksa pengawal Rizieq hingga tewas.
ADVERTISEMENT
Untuk meluruskan hal itu, Komnas HAM menegaskan mereka tidak pernah menemukan rumah penyiksaan. Kabar itu dipastikan tidak benar alias hoaks.
“Jadi kalau ada rumah tempat kejadian saya pastikan itu tidak benar. Karena itu juga yang di-quote adalah statement saya. Jadi saya pastikan Komnas HAM tidak pernah menemukan rumah tempat penyiksaan,” kata Ketua Tim Investigasi Komnas HAM Choirul Anam di Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (28/12).
Anam menuturkan, pihaknya belakangan ini kerap mendapat pertanyaan seputar rumah penyiksaan pengawal Habib Rizieq. Ia merasa hal itu tak pernah disampaikan ke media. Belum lagi berbagai hoaks yang muncul hingga ditujukan ke pribadi para komisioner Komnas HAM.
“Pertanyaan soal rumah penyiksaan itu sejak dua hari lalu secara bertubi-tubi ditanyakan kepada kami dan kami pastikan bahwa statement soal rumah penyiksaan tidak tepat dan tidak pernah kami sampaikan, kalau ada yang menulis berarti salah,” ujar Anam.
ADVERTISEMENT