Fakta-fakta Meninggalnya Bupati Bekasi karena COVID-19

13 Juli 2021 7:01 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja terkait PSBB. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja terkait PSBB. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Bupati Kabupaten Bekasi Eka Supria Atmadja tutup usia, pada Minggu (11/7) malam sekitar pukul 21.30 WIB. Eka meninggal karena COVID-19.
ADVERTISEMENT
Kabar meninggalnya Bupati Eka Supria Atmadja dibenarkan oleh Kasubag Komunikasi Setda Kabupaten Bekasi Ramdhan.
"Iya betul," kata Ramdhan.
Sementara Wakil Ketua Satgas Penanganan dan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah menyebut Eka memiliki penyakit komorbid jantung.
"Ada komorbid, almarhum Pak Bupati meninggal di RS Siloam, Tangerang," katanya.
Eka lahir pada 9 Februari 1973. Almarhum adalah putra dari pasangan H. Ojoy Jarkasih dan Hj. Enjuh Juhriah yang tumbuh di Desa Waluya Lemahabang, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Pendidikan terakhirnya berhasil ia selesaikan di Universitas Borobudur Jakarta. Almarhum meninggalkan istri bernama Holilah, dan tiga buah hati.
Dikutip dari situs resmi Kabupaten Bekasi, bekasikab.go.id, jejak kepemimpinannya di dunia politik dimulai dari tanggung jawab yang ia pegang sebagai Kepala Desa Waluya selama dua periode, 2001-2006, dan 2006-2012.
ADVERTISEMENT
Di tahun 2014, Eka mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Kabupaten Bekasi dan terpilih dengan menduduki jabatan sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bekasi periode tahun 2014-2017.
Wakil Bupati Kabupaten Bekasi Eka Supria Atmaja. Foto: Muhammad Lutfan D/kumparan
Pada tahun 2017, Eka Supria Atmaja mendapat mandat untuk maju di Pilkada Kabupaten Bekasi, yang kemudian menjadi Wakil Bupati mendampingi Neneng Hassanah Yasin.
Terakhir, pada tahun 2019, Eka Supria Atmaja diberikan mandat menjadi Bupati Bekasi hingga akhir usianya.
"Selama mendapatkan mandat memimpin Kabupaten Bekasi, Bupati Eka Supria Atmaja dikenal sebagai sosok muda yang tegas, santun dan peduli kepada masyarakat. Karena beliau selalu mengingat pesan kedua orang tuanya, agar menjadi pemimpin yang amanah dan jangan mengecewakan masyarakat," tulis situs Kabupaten Bekasi dalam rilisnya.

Plt Sekda Ditunjuk Jadi Pelaksana Harian

Meninggalnya Eka membuat Bekasi tidak memiliki kepala daerah definitif. Kapuspen Kemendagri Benny Irwan memastikan bupati tidak ada kekosongan kepemimpinan pascaditinggal oleh Eka Supri Atmadja.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada kekosongan pimpinan di Kabupaten Bekasi karena sesuai peraturan perundang-undangan," ucap Benny dalam pesan singkat, Senin (12/7).
Eka adalah wakil bupati yang naik menjadi bupati karena bupati sebelumnya, Neneng Hasanah Yasin, tersangkut kasus korupsi. Eka lalu dilantik pada 12 Juni 2019 sebagai bupati. Tapi sejak saat itu Kabupaten Bekasi tidak memiliki wakil.
Selain itu, Bekasi juga tidak punya sekretaris daerah karena Sekda sebelumnya pensiun. Kemudian ditunjuk Pelaksana Tugas (Plt) Sekda yaitu Kepala Badan Pendapatan Daerah Herman Hanafi. Maka, pengganti sementara bupati Bekasi adalah Plt Sekda.
"Saat ini Plt Sekda akan melaksanakan tugas kepala daerah sehari-hari (Plh kepala daerah). Ini sebagai kebijakan awal," kata Benny.
Petugas kesehatan mendorong pasien di kursi roda saat membawa menuju ruangan perawatan dari pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/7/2021). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO

Sulit Dapat ICU

Kepergian Bupati Bekasi Eka Supria Atmadja ternyata menyisakan cerita pilu dalam perjuangannya melawan COVID-19. Sejak dikonfirmasi positif COVID-19 tanggal 5 Juli 2021, orang nomor satu di Kota Industri itu sempat tak mendapat ruang perawatan di wilayahnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, intensive care unit (ICU) di semua rumah sakit di Kabupaten Bekasi sudah overload. Bupati pun terpaksa mencari tempat lain.
Eka awalnya didiagnosis menderita demam berdarah. Selain merasakan demam, dari hasil pemeriksaan lab, trombositnya mengalami penurunan.
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, tim dokter melakukan tes swab PCR. Ternyata hasilnya positif corona. Meskipun begitu, angka CT-nya mulai naik. Hanya saja, Eka memiliki komorbid yang sudah lama dideritanya.
Saat menjalani perawatan 10 hari di rumah sakit Siloam Tangerang, kondisi Bupati Bekasi Eka dikabarkan terus membaik. Namun takdir berkata lain, pada Minggu 11 Juli 2021 pukul 21.30 Bupati Bekasi mengembuskan napas terakhir.
Jenazah Bupati Bekasi Eka Supri Atmadja dikebumikan di Tempat Pemakaman Keluarga di Desa Waluya, Cikarang Utara, Bekasi, Senin (12/7). Foto: Dok. Istimewa

Dikebumikan di Makam Keluarga di Cikarang

Jenazah Bupati Bekasi Eka Supria Atmadja dikebumikan di tempat pemakaman keluarga dengan penerapan protokol kesehatan di Desa Waluya, Cikarang Utara, Bekasi, Senin siang, (12/7).
ADVERTISEMENT
Isak tangis menyelimuti kepergian orang nomor satu di Kabupaten Bekasi. Pemakaman yang digelar tetap menjaga jarak dan mobilitas warga. Tak semua pelayat dapat menghadiri prosesi pemakaman.
"Saya atas nama keluarga memohon maaf apabila almarhum memiliki kesalahan," kata keluarga almarhum, Dadang Supriyadi, Senin (12/7).
Dadang bercerita, almarhum sempat mengalami perkembangan kondisi yang cukup baik saat dirawat di RS Siloam Tangerang. Tapi, takdir berkata lain.
"Umur tidak ada yang tahu, almarhum lebih dulu meninggalkan kita," katanya.
Sementara Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, BN Kholik mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Bupati Bekasi Eka Supria Atmadja.
Selama memimpin Bekasi, kata dia, almarhum merupakan sosok pemimpin yang baik.
"Beliau orang yang baik saat menjadi pemimpin di Bekasi," katanya.
ADVERTISEMENT