Fakta-fakta Pertahanan Indonesia versi Prabowo

12 November 2019 6:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (tengah) bersiap mengikuti rapat bersama Komisi I DPR di kompleks Parlemen. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (tengah) bersiap mengikuti rapat bersama Komisi I DPR di kompleks Parlemen. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Wamenhan Wahyu Sakti Trenggono menghadiri rapat kerja perdana dengan Komisi I DPR pada Senin (11/11). Dalam kesempatan itu, Prabowo membeberkan target Kemhan dalam industri pertahanan nasional sesuai dengan visi-misi Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Apa saja rencana dan harapan terkait industri pertahanan yang ingin dilakukan Prabowo yang dipaparkan saat raker dengan Komisi I?
Ingin Indonesia Damai
Prabowo bersama Trenggono masih fokus untuk belanja masalah apa yang dihadapi Indonesia dalam sektor pertahanan. Dalam raker bersama Komisi I, ia turut menjabarkan visi presiden untuk modernisasi dan alutsista yang lebih modern.
"Kita sebetulnya tengah belanja masalah, telah belajar ngumpulin keterangan ngumpulin data, baru nanti menyusun rencana ke depan," tutur Prabowo.
Menurut Prabowo, Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dan luas sehingga banyak menjadi incaran negara lain.
"Kita ingin damai kita tidak mau ganggu orang lain tapi kita juga harus kuat untuk menjaga diri kita sendiri. Saya kita itu mindsetnya, pemikirannya," ucap Prabowo.
ADVERTISEMENT
Termasuk langkah-langkah yang diambil Menhan dalam memanfaatkan anggaran 2020. Terlebih, Kemhan mendapat pagu anggaran terbesar senilai Rp 127,35 triliun.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (tengah) bersiap mengikuti rapat bersama Komisi I DPR di kompleks Parlemen. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Meningkatkan Kesejahteraan Prajurit
Prabowo mengakui masih banyak kekurangan dari industri pertahanan Indonesia. Seluruh data permasalahan dan kekurangan di tiap industri pertahanan nasional masih dipelajarinya.
Ia berjanji akan melakukan pembenahan pertahanan demi memperbaiki keamanan NKRI. Termasuk juga meningkatkan kesejahteraan prajuritnya.
"Prajurit TNI kan bagian dari rakyat. Jadi kita harus kejar kesejahteraan semuanya. Rakyat Indonesia prajurit, jadi kesejahteraan prajurit tidak bisa bagus, kalau ekonomi bangsa dan negara tidak bagus," tuturnya.
Tidak Melulu Bergantung pada Doa
Prabowo menegaskan Indonesia tidak boleh lengah dan harus menjadi kuat. Ia tidak ingin Indonesia diinjak oleh bangsa lain.
ADVERTISEMENT
"Saya sendiri menganut filosofi seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Dalam pandangan saya pertahanan harus dipandang sebagai sebuah investasi, defence not a cost but defence is an investment," tutup Prabowo.
Maka dari itu, ia mengajak seluruh pihak untuk membangun sistem pertahanan bersama. Akan tetapi, ia juga ingin melakukan efisiensi anggaran. Sebab, kebijakan Kemhan tidak boleh berdasarkan doa dan harapan.
"Saya menganut kebijakan kita tak boleh digantungkan pada harapan, kita jangan berharap mudah-mudahan tak ada negara yang mengganggu kita," kata Prabowo.
"Lalu strategi tak boleh didasarkan pada doa, prayer is not a strategy," lanjut Ketum Gerindra ini.
Militer RI Tak Bersifat Ofensif
Prabowo mengaku menerapkan konsep pertahanan yang berdaulat dan mandiri. Dia juga mengingatkan fokus militer Indonesia yang tidak bersifat menyerang, melainkan bertahan.
ADVERTISEMENT
"Kemampuan militer Indonesia tentu tak bersifat ofensif, tapi defensif, kita tak berniat mengganggu bangsa lain, dan saya yakin saudara sekalian yang mewakili parpol, kita tak ingin ganggu bangsa lain manapun," ujar Prabowo.
Meski begitu, Prabowo mengakui pertahanan Indonesia yang belum sekuat negara lain lantaran belum dikombinasikan dengan kekuatan teknologi yang canggih. Namun, Prabowo optimistis bisa memperbaiki itu semua.
Pertahanan Rakyat Semesta
Prabowo menyinggung soal konsep Pertahanan Rakyat Semesta yang dinilai bisa relevan dengan kondisi saat ini.
"Dan terus terang, pertahanan kita selama ini secara sejarah, dan saya kira sampai sekarang berlaku. Dan mungkin kita akan teruskan adalah bahwa pertahanan kita harus mendasarkan dan kita gunakan adalah Pertahanan Rakyat Semesta," ungkap Prabowo.
ADVERTISEMENT
Ia menilai secara teknologi pertahanan Indonesia masih tertinggal dari negara lain. Namun, jika diharuskan perang, Indoensia siap melaksanakan Perang Semesta Rakyat.
"Mungkin secara teknologi kita tak bisa mengalahkan kekuatan teknologi bangsa lain. Tapi pertahanan kita yang berdasarkan pemikiran, berkonsep pertahanan rakyat semesta, kalau terpaksa kita terlibat dalam perang, perang yang akan kita laksanakan adalah Perang Rakyat Semesta, the concept of the people war," jelasnya.
Dalam konsep tersebut, pertahanan negara tak hanya diperkuat oleh TNI sebagai komponen utama, tetapi juga disokong komponen cadangan dari berbagai sektor, termasuk sumber daya manusia (SDM).
Mahasiswa Jadi Perwira Cadangan
Prabowo berencana menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam upaya menghidupkan konsep Pertahanan Rakyat Semesta. Kemdikbud dinilai bisa membantu dalam menyiapkan SDM-SDM dari unsur mahasiswa.
ADVERTISEMENT
"Ya tentunya kita harus ikut sertakan (mahasiswa). Karena dalam komponen cadangan itu juga menyangkut pembentukan kekuatan cadangan kita yang akan mengandalkan kekuatan rakyat. Terutama para golongan terdidik, S3, S2, S1 dan para mahasiswa,"
"Kerja sama dengan Kementerian Pendidikan untuk menyusun komponen cadangan. Latihan perwira cadangan, latihan untuk komponen cadangan, akan banyak peran di SMA, SMP, dan perguruan tinggi," jelasnya.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Gerindra, Fadli Zon, menilai upaya Prabowo sudah sesuai dengan UU Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara (PSDN).
"Itu kan sesuai dengan UU PSDN yang baru disahkan akhir September lalu. Dengan adanya UU itu kan ada bela negara, dan saya kira melibatkan ormas, anak-anak muda dari mana-mana. Sesuailah dengan UU itu," tutup Fadli Zon.
ADVERTISEMENT