Fakta-fakta Polisi di Sumut Tembak Istri lalu Bunuh Diri

7 Oktober 2019 6:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana dirumah duka Aiptu Pariadi di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana dirumah duka Aiptu Pariadi di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
Personel Satnarkoba Polres Serdang Bedagai (Serge), Aiptu Pariadi (45), menembak mati istrinya, Fitri (40), dengan melepaskan tembakan. Insiden itu terjadi di rumah mereka, Dusun VI, Desa Lidah Tanah, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Sabtu (5/10).
ADVERTISEMENT
Berikut fakta-fakta penembakan tersebut:
Sabtu pukul 23.00 WIB, Pariadi diduga menembak Fitri di bagian kepala sebanyak dua kali. Setelah itu, Pariadi diduga memutuskan untuk menembakkan pistol ke kepalanya sendiri.
"Ledakan tiga kali, duar, duar, duar," ujar kerabat Pariadi, Supianto, kepada kumparan, Minggu (6/10).
Mendengar tembakan itu, kedua anak mereka, F (16) dan S (9), yang sedang tertidur, langsung terbangun. Sambil menangis, mereka lalu memanggil kakeknya, Pairan (70), yang rumahnya tidak jauh dari rumah Pariadi.
Pairan kemudian menghubungi menantunya, Aiptu Heri Siswanto, yang bekerja di Polsek Perbaungan. Pairan juga langsung menghubungi Yudha, anak sulung Pariadi.
"Pada saat kejadian, jenazahnya diangkat, saya melihat tubuh Adi (Pariadi) bersimbah darah," ujar Supianto.
Aiptu Pariadi dan istri Fitri Ramadhani. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Hingga kini, polisi masih terus menyelidiki motif Pariadi menembak istrinya. Untuk dugaan awal, peritiwa tersebut terjadi karena adanya cekcok rumah tangga.
"Kata anaknya [Pariadi dan Fitri], mereka tidak saling komunikasi. Kita masih menunggu hasil visum ini. Dari kasat mata, ada tiga luka di kepala. Artinya memang ada tiga kali letusan senjata api," ujar Kapolres Sergai, AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu.
"Sosok beliau (Pariadi) selalu menjadi teladan bagi setiap anggotanya. Pendapat itu selalu saya temukan saat saya bertanya kepada orang yang mengenalnya. Dia merupakan sosok teladan, kita semua merasa kehilangan," sambungnya.
Rumah polisi yang tembak istrinya lalu bunuh diri di Serdang Bedagal, Sumut. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Sementara, Kasat Narkoba Polres Sergai, AKP Martualesi Sitepu, belum bisa menyimpulkan apakah masalah rumah tangga menjadi motif penembakan ini. Selama ini, menurutnya, hubungan Pariadi dengan sang istri baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
"Terakhir tadi malam pukul 20.09 WIB, dia (Pariadi) permisi sama kanitnya karena asam lambung," ujar Martualesi.
"Kita tidak pernah mendengar ada masalah dalam rumah tangganya," sambungnya.
Usai insiden, jenazah Pariadi dan Fitri langsung dibawa ke RS Sulaiman untuk diautopsi. Setelah diautopsi, Minggu pukul 14.30 WIB, jenazah tiba di rumah duka untuk dimakamkan.
Isak tangis dari keluarga, khususnya dari ketiga anak mereka, tak bisa dihindarkan saat menyambut jenazah turun dari mobil ambulans.
Jenazah Pariadi dan Fitri akhirnya disalatkan di Masjid Nurul Ikhwan, berada sekitar 50 meter dari rumahnya. Keduanya dimakamkan di Pemakaman Umum Naga Kisar.
Saat hendak di bawa ke liang lahat, anak bungsu Pariadi dan Fitri berlari dan mencoba memeluk tubuh ibunya yang sudah tak bernyawa di dalam keranda.
ADVERTISEMENT
"Mamak jangan pergi," ujar perempuan berusia sembilan tahun itu berurai air mata.
------------------------
Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri anda sendiri, yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat, atau mengontak sejumlah komunitas untuk mendapat pendampingan LSM Jangan Bunuh Diri via email [email protected] dan saluran telepon (021) 9696 9293, dan Yayasan Pulih di (021) 78842580.