Fakta-fakta Serangan Gereja di Prancis yang Tewaskan 3 Orang
ADVERTISEMENT
Sebuah gereja di Kota Nice, Prancis , diserang pada Kamis (29/10) waktu setempat. Lokasi gereja itu tidak jauh dari Gereja Notre Dame.
ADVERTISEMENT
Akibat penyerangan itu, tiga orang tewas di mana salah satu di antaranya dipenggal pelaku.
Penyerangan gereja terjadi tak lama dari kasus pemenggalan seorang guru bernama Samuel Paty yang menampilkan gambar Nabi Muhammad SAW kepada muridnya beberapa waktu lalu.
Berikut kumparan rangkum sejumlah fakta terkait serangan gereja di Prancis :
Pelaku Sempat Teriak Takbir
Wali Kota Nice, Christian Estrosi, menyebut pelaku penyerangan sempat meneriakkan takbir. Pelaku pun langsung ditahan polisi.
"Pelaku serangan meneriakkan Allahu Akbar, bahkan saat ditahan polisi," ucap Estrosi seperti dikutip dari Reuters.
Pelaku juga sempat menerima tembakan polisi, namun saat ditangkap masih dalam kondisi hidup. Pelaku pun dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.
ADVERTISEMENT
Identitas Pelaku Penyerangan Gereja
Sumber kepolisian Prancis menyebut pelaku penyerangan adalah pemuda asal Tunisia berusia 21 tahun bernama Brahim Aouissaoui.
Kepala jaksa anti-teroris Prancis, Jean Francois Ricard, mengatakan sebelum melancarkan aksi penusukan di gereja, Aouissaoui tiba di Eropa pada 20 September di Lampedus, Italia, yang merupakan daerah para imigran dari Afrika.
"Pria itu datang ke kota (Nice) dengan kereta api pada Kamis pagi dan pergi ke gereja di mana dia menikam dan membunuh sexton berusia 55 tahun dan memenggal kepala seorang wanita berusia 60 tahun," kata Ricard dilansir Reuters.
Tak Ada WNI yang Jadi Korban, RI Kecam Serangan
KBRI Paris dan KJRI Marseille memastikan tak ada informasi WNI yang menjadi korban dalam serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Hingga saat ini, tidak terdapat informasi adanya korban WNI dalam serangan tersebut,” tulis Kemlu dalam siaran persnya, Kamis (29/10).
Meski demikian, pemerintah Indonesia mengecam aksi penyerangan ini. Pemerintah Indonesia juga menyampaikan duka cita mendalam bagi para keluarga korban.
Pernyataan Presiden Macron Berbuntut Kecaman Luas
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, geram atas serangan di gereja Kota Nice. Ia menyebut serangan itu berasal dari teroris Islam.
"Negara kami diserang oleh teroris Islam," kata Macron. Macron sempat melontarkan pernyataan serupa terhadap pemenggalan guru yang menampilkan gambar Nabi Muhammad ke muridnya. Menurut Macron, apa yang dilakukan guru ini adalah bentuk kebebasan berekspresi.
Sontak pernyataan-pernyataan Macron ini menuai kecaman luas dari sejumlah negara Islam. Bahkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan warganya memboikot produk Prancis.
Pemboikotan produk Prancis juga terjadi di Kuwait dan sejumlah negara di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Sementara di Indonesia, umat Muslim berdemo menuntut Macron minta maaf atas pernyataannya yang dianggap menghina Islam. Demo ini terjadi di Yogyakarta dan Bandung pada Jumat (30/10).
MUI juga menyerukan pemboikotan seluruh produk Prancis. MUI juga mendesak pemerintah Indonesia bersikap tegas dengan memberi peringatan keras kepada pemerintah Prancis.
Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah mengecam keras Macron atas pernyataannya yang dinilai menghina islam di kasus pemenggalan guru. Kemlu juga telah memanggil Dubes Prancis untuk Indonesia untuk menyampaikan kecaman tersebut pada Selasa (27/10).
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona