Fakta-fakta soal Kecelakaan Bus Masuk Jurang di Sumedang

12 Maret 2021 6:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengevakuasi korban kecelakaan bus di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Foto: Bagus Ahmad Rizaldi/ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengevakuasi korban kecelakaan bus di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Foto: Bagus Ahmad Rizaldi/ANTARA
ADVERTISEMENT
Bus pariwisata Sri Padma pembawa rombongan SMP Al Muaa’Wanah Subang terperosok ke dalam jurang sedalam 20 meter di kawasan Tanjakan Cae, Wado, Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (10/3) sekitar pukul 18.50 WIB.
ADVERTISEMENT
Bus nahas itu membawa 66 penumpang. Dalam peristiwa itu, 29 di antaranya tewas sementara 37 penumpang lainnya dievakuasi dalam keadaan selamat.
Kecelakaan ini menjadi kecelakaan terparah di Sumedang karena memakan banyak korban jiwa. Lantas bagaimana terkait penyebab kecelakaan itu dan perkembangan dari penanganan kasus ini?
Berikut kumparan rangkum sejumlah fakta kecelakaan bus di Sumedang:
Bus pariwisata terperosok ke jurang di Jalan Raya Sumedang-Cibereum, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3). Foto: Bagus Ahmad Rizaldi/ANTARA

Bus Rombongan SMP yang Masuk Jurang di Sumedang Baru Pulang Ziarah dari Tasik

Kepala Dinas Kesehatan Subang dr Maxi mengatakan, rombongan siswa SMP baru pulang dari ziarah di salah satu tempat di Tasikmalaya. Dia tak menyebut secara detail lokasi ziarah yang didatangi rombongan itu.
"Jumlah penumpang atau peziarah ada 66 orang," ujar Maxi.
Bus itu merupakan bus pariwisata bernomor polisi T 7591 TB yang mengangkut puluhan peziarah dan tour SMP IT Al Muawanah, Cisalak Subang.
ADVERTISEMENT
Bus mengangkut rombongan setelah berziarah dari Pamijahan, Tasikmalaya. Hal itu diketahui dari nametag yang ditemukan di sekitar lokasi kejadian.
10 dari 27 jasad korban tewas kecelakaan bus di Sumedang tiba di Subang. Foto: Dok. Istimewa

Bus yang Terperosok Masuk Jurang di Sumedang Maksimal Berkapasitas 62 Penumpang

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Jawa Barat, Supriyono, menyebut bus pariwisata itu berkapasitas 62 penumpang jika terisi penuh.
"Kami hitung 62 itu berdasarkan kursi bus itu terisi penuh," kata Supriyono.
Sedangkan total penumpang ada 66 orang. Artinya, bus itu membawa muatan lebih.
Setelah kecelakaan terjadi, Tim SAR langsung evakuasi terhadap korban yang terjebak di dalam bus. Ia memastikan tidak ada warga setempat atau pengguna jalan lainnya yang juga menjadi korban kecelakaan maut itu.
"Enggak ada, tadi sudah komunikasi tidak ada yang terdampak dari kecelakaan tersebut," kata dia.
ADVERTISEMENT
Lokasi kecelakaan diketahui merupakan jalan menurun panjang dengan bahu jalan yang berdekatan dengan jurang.
10 dari 27 jasad korban tewas kecelakaan bus di Sumedang tiba di Subang. Foto: Dok. Istimewa

Identitas 29 Korban Tewas

Dalam peristiwa itu, kini sebanyak 29 orang dilaporkan tewas. Semua korban dievakuasi ke Instalasi Jenazah RSUD Sumedang.
Berikut identitas mereka:
1. Yudi Awan (41), pengemudi
2. Dede Lili (46), kernet bus
3. Lidia Nur Hidayanti (13), pelajar
4. Syarif Munawar (40), guru
5. Aan Sukaesih (41), ibu rumah tangga
6. Jejen Jeraejin (41), guru
7. Arifha Qurota Aini (7), pelajar
8. Hana Nur Azizah (26), guru
9. Dinda Hani (15), pelajar
10. Gina Virginia (13), pelajar
11. Dina Khoirunisa (14), pelajar
12. Windi Widia Ningsih (14), pelajar
13. Resa Situ Khoerunisa (13), pelajar
ADVERTISEMENT
14. Tatang Hidayat (20), guru honorer
15. Sari Nurmala (28), mahasiswa
16. Ade Ipah (50), ibu rumah tangga
17. Rukman Nur Hakim (50), Wiraswasta
18. Cahyati (15), pelajar
19. Gea (4)
20. Entin Supriatin, ibu rumah tangga
21. Oktaviani (14), pelajar
22. Amot (60), ibu rumah tangga
23. Wardi Alias Anwar (51), PNS
24. Ugi Zaenal, guru honorer
25. Riki Faisal Mubarok (25), guru honorer
26. Entin Supratin (15), pelajar
27. Aan Anwar Sadad (38), wiraswasta
28. Mamah
29. Euis
Kapolres Sumedang AKBP Eko Prasetyo, menyebut Mamah dan Euis meninggal dunia pada Kamis (11/3). Mereka sempat dirawat di RSUD Sumedang.
10 dari 27 jasad korban tewas kecelakaan bus di Sumedang tiba di Subang. Foto: Dok. Istimewa

Kepsek SMP di Subang dan Keluarganya Juga Tewas

Dari total 29 korban tewas, satu di antaranya merupakan Kepala Sekolah SMP IT Al Muaa'Wanah Subang bernama Jejen Juraezin (41). Kabar meninggalnya Jejen disampaikan oleh kerabatnya, Ustaz Ridwan Hartiwan.
ADVERTISEMENT
"Dengan kepergian almarhum, merupakan kehilangan bagi pesantren di Subang khususnya di Kecamatan Cisalak," kata Ridwan.
Ridwan mengatakan, hal yang lebih membuatnya sedih, keluarga Jejen juga ada di dalam bus itu. Antara lain istri, anak, mertua dan adiknya. Ridwan tak hapal siapa nama-nama keluarga Jejen itu.
"Lebih menyedihkan lagi almarhum meninggal bersama istri, mertua, anak dan adiknya dalam rombongan ziarah. Hingga kini jenazah masih disemayamkan di kediamannya menunggu kedatangan yang lainnya," ujar dia.
SMP IT Al-Muaawanah di Kp. Pasirlaja RT. 08 RW. 02, Pakuhaji, Kec. Cisalak, Kab. Subang Prov. Jawa Barat Foto: http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/

Disdik Subang Tak Tahu SMP Al Muaa’Wanah Ziarah ke Tasik

ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, Tatang Komara, mengatakan mereka tak diberi tahu oleh yayasan SMP tersebut soal kegiatan ziarah di luar kota itu. Sejatinya, kegiatan itu tidak boleh dilakukan di tengah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan tersebut adalah bukan wisata melainkan ziarah yang diselenggarakan oleh yayasan diikuti oleh anggota yayasan. Dan hal tersebut tidak diketahui oleh pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang," ujar Tatang Komara.
Tatang tak menyebut ziarah ke makam siapa para rombongan SMP itu di Pamijahan, Tasikmalaya. Namun, Pamijahan merupakan area wisata ziarah yang terdapat salah satu situs terkenal Gua Saffawardi.
Tatang mengatakan, ziarah itu biasa dilakukan oleh sejumlah yayasan atau pun ponpes yang ada Subang. Tatang tak menjelaskan lagi apa yang akan dilakukan institusinya usai kejadian nahas yang menimpa rombongan SMP Al Muaa'Wanah itu.
Petugas mengevakuasi jenazah korban kecelakaan bus PO Sri Padma Kencana di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO

Sopir Bus Kecelakaan di Sumedang Tak Tahu Rute Jalan

Kadishub Jawa Barat, Hery Antasari, menyebut lokasi terperosoknya bus rombongan siswa dan guru SMP IT Al Muaa'Wanah Subang di Tanjakan Cae, Wado, Sumedang ke jurang sedalam 20 meter, merupakan daerah rawan kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Hery menuturkan, diperlukan pengetahuan sopir atas kontur jalan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan. Sebab jalur itu merupakan jalur alternatif. Selain pengetahuan mengenai kontur jalan, fasilitas keamanan di sekitar lokasi dinilainya kurang maksimal.
"Jalur ini memang rawan kecelakaan, guard rail itu sudah ada, tapi guard rail ini tak cukup kuat menahan laju bus hingga akhirnya terjun ke jurang," kata dia.
"Indikasi awal, pemahaman pengemudi (tidak tahu) soal rute. Jika pengemudi memiliki pemahaman soal rute, mereka bisa mengantisipasi (kecelakaan)" lanjut dia.
Atas fasilitas yang dinilai masih kurang maksimal, Hery mengatakan, pihaknya bakal melakukan evaluasi seperti menambah rambu lalu lintas guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan.
Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara kecelakaan bus masuk jurang di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021). Foto: Polres Sumedang/HO ANTARA

Polisi Bakal Periksa PO hingga ATPM Bus

Eko Prasetyo Robbyanto, mengatakan polisi bakal memintai keterangan dari pihak Perusahaan Otobus (PO) bus yakni Sri Padma Kencana hingga pihak Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM).
ADVERTISEMENT
"Pasti dimintai keterangan (PO bus) termasuk dari pihak ATPM," kata dia.
Sedangkan mengenai penyebab kecelakaan, Eko belum dapat memberikan penjelasan. Menurut dia, polisi masih melakukan olah TKP yang diperkirakan akan berlangsung selama dua hingga tiga hari ke depan.
"Olah TKP belum selesai, dua sampai tiga hari prosesnya," ucap dia.
Kondisi bus PO Sri Padma Kencana yang mengalami kecelakaan di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO

Polisi Olah TKP Bus Rombongan SMP Terjun ke Jurang

Polisi melakukan olah TKP di lokasi terjadinya kecelakaan bus pada Kamis (11/3). Eko Prasetyo Robbyanto mengatakan, dalam proses olah TKP itu dilakukan scanning pada kondisi jalan hingga jejak ban.
"Dilakukan scanning terhadap kondisi jalan, geografis dan kendaraan serta jejak-jejak ban dan bodi kendaraan di aspal," kata dia.
Eko belum dapat memberikan kepastian mengenai penyebab terjadinya kecelakaan yang melibatkan satu unit bus itu. Menurut dia, proses olah TKP diperkirakan bakal berlangsung selama dua hingga tiga hari ke depan.
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto (kiri) dan Kapolda Jabar Irjen Ahmad Dofiri. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan

Polisi: Lokasi Jatuhnya Bus ke Jurang Memang Bukan untuk Bus

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kapolda Jabar, Irjen Ahmad Dofiri memastikan kondisi cuaca hujan ketika terjadinya kecelakaan bus pembawa rombongan siswa dan guru SMP IT Al Muaa'Wanah Subang.
Dari informasi yang dihimpun, harusnya bus itu jika terisi penuh hanya sanggup menampung 62 orang. Menurut Dofiri, kontur jalanan di Tanjakan Cae, Wado itu memang bukan diperuntukkan jalur bus.
"Tapi yang jelas, kondisinya sendiri kemarin dalam keadaan hujan kemudian jalan ini kan bukan untuk bus, kalau kita lihat ini kan jalur alternatif," kata dia.
"Setahu saya jalan ini memang tidak diperuntukkan untuk bus besar seperti ini," lanjut dia.
Terkait evakuasi bus, menurut Dofiri, bakal diupayakan untuk dievakuasi dengan menggunakan crane. Adapun bus itu terperosok ke jurang dengan kedalaman sekitar 20 meter.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kita usahakan mudah-mudahan bisa diangkat dengan crane ya," tutur dia.
Budi Rahardjo S, Direktur Utama PT Jasa Raharja menjamin berikan santunan kepada korban kecelakaan bus di Wado, Sumedang. Foto: Dok. Jasa Raharja

Jasa Raharja Santuni Korban Meninggal Kecelakaan Bus di Sumedang Rp 50 Juta

Direktur Utama PT Jasa Marga, Budi Rahardjo S, menyampaikan belasungkawa atas musibah nahas itu.
“Belasungkawa dan turut prihatin atas kejadian musibah kecelakaan tersebut. Kemudian, para penumpang bus dalam jaminan Jasa Raharja,” kata Budi.
Budi memastikan, tim dari Jasa Raharja sudah berada di TKP. Selain itu mereka akan memberikan santunan kepada para korban.
“Petugas Jasa Raharja pada kesempatan pertama sudah berada di TKP Bersama Jajaran Polres Sumedang, kemudian langsung melakukan pendataan korban meninggal dunia dan memberikan surat jaminan kepada pihak puskesmas dan atau rumah sakit yang melakukan perawatan terhadap korban yang mengalami luka-luka, serta melakukan pendataan Ahli Waris korban melalui NIK dari KTP korban,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Budi menyebut Jasa Raharja akan segera menyelesaikan penyerahan santunan kepada para pihak ahli waris korban sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Berikut rincian santunan dari Jasa Raharja:
Setiap korban berhak memperoleh santunan sebagai bentuk Perlindungan Dasar Pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 15 tahun 2017.
Adapun korban meninggal dunia, masing-masing ahli warisnya berhak menerima santunan sebesar Rp 50 juta. Sementara bagi korban luka-luka, berhak atas penggantian biaya perawatan maksimum Rp 20 juta.