Farhan: Andika Perkasa dan Rachmat Gobel Masuk Radar Capres NasDem

24 Mei 2022 22:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Farhan saat pelantikan anggota DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selasa (1/10/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Farhan saat pelantikan anggota DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selasa (1/10/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anggota DPR RI dari Fraksi NasDem Muhammad Farhan mengatakan, mereka masih terus menyaring kanditat yang akan mereka usung sebagai capres di Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut, penyaringan capres ini semakin ketat. Menurutnya, sudah ada beberapa nama muncul dan cukup populer di masyarakat.
"Bila diamati ada dua nama yang baru saja diwacanakan untuk menjadi nama-nama capres yang mungkin diusulkan dalam Rakernas Partai Nasdem di Jakarta nanti," kata Farhan melalui keterangannya pada Selasa (24/5).
Menurut Farhan, ada dua nama yang belakangan ini muncul di antaranya Jenderal TNI Andika Perkasa dan Rachmat Gobel.
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengikuti Rapat Kerja dengan DPD di gedung DPD, Jakarta, Selasa (8/2/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Dia menilai, munculnya dua nama itu menjadi fenomena menarik dan patut digodok ulang partai.
"Dinamika munculnya dua nama baru itu membuat percaturan capres jadi sangat menarik," ucap dia.
Farhan memastikan, NasDem tidak bimbang untuk menentukan figur capres. Ia mengatakan, NasDem akan menimbang dengan matang capres yang akan mereka usung.
ADVERTISEMENT
"Walaupun demikian, untuk kandidat presiden atau wakil presiden, nama kader NasDem Rahmat Gobel, patut diperhitungkan seiring dengan aspirasi dari kader-kader dan DPW dari Indonesia Timur," kata dia.
Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel. Foto: Dok. Istimewa
Lebih lanjut, terkait koalisi, Farhan mengatakan masih terlalu dini untuk dibicarakan. Sebab masih banyak dinamika ke depannya yang akan terjadi.
"Ada banyak dinamika yang masih memungkinkan perubahan koalisi yang tidak mengikat tersebut," ucap dia.