Febri Diansyah: Kekuatan KPK Ada di Pegawai yang Independen

29 September 2020 19:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Febri Diansyah mengangkat kartu identitas pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai menyampaikan pengunduran dirinya sebagai pegawai dari lembaga anti korupsi tersebut di gedung KPK, Kamis (24/9).  Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Febri Diansyah mengangkat kartu identitas pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai menyampaikan pengunduran dirinya sebagai pegawai dari lembaga anti korupsi tersebut di gedung KPK, Kamis (24/9). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Febri Diansyah memutuskan mundur dari KPK karena merasa ada perubahan politik dan hukum di lembaga tersebut. Meski sudah keluar, Febri berharap para koleganya yang masih ada di KPK tetap menjaga marwah lembaga, salah satunya memegang teguh komitmen pemberantasan korupsi.
ADVERTISEMENT
"Agar teman-teman tetap semangat tetap fight, tetap mempertahankan nilai-nilai yang ada dan tidak putus tali komitmennya untuk antikorupsi dengan masyarakat yang berada di luar," ujar Febri dalam program To The Point kumparan, Selasa (29/9).
Febri mulai berkarier di KPK sejak 2013. Ia sudah melewati KPK dalam 3 periode kepemimpinan. Yakni Abraham Samad, Agus Rahardjo, hingga Komjen Firli Bahuri.
Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah memberikan keterangan pers di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/9/2019). Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Berdasarkan pengalamannya itu, Febri menyebut bahwa kekuatan KPK ada di pegawainya.
"Pondasi kekuatan KPK, ya di pegawai KPK," ujar dia.
Ia pun mengkhawatirkan independensi tersebut karena berdasarkan UU yang baru, pegawai KPK statusnya akan menjadi ASN.
"Kami tidak mengatakan bahwa ASN itu tidak baik. Bukan. Tapi kami sedang bicara bagaimana KPK tetap independen dengan posisi atau dengan status kepegawaian yang merupakan ASN itu," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Febri pun berharap para pemangku kebijakan untuk lebih memperhatikan nasib KPK. Dukungan dan komitmen pemangku kebijakan, kata Febri, bisa jadi faktor penentu arah lembaga ke depan.
"Saya kira justru pesannya lebih banyak kepada pengambil kebijakan ya. Apakah dari pertanyaan reflektif sederhana, 'apakah kita masih akan mempertahankan KPK sebagai lembaga anti-korupsi secara substansi?'. Jadi bukan hanya antara ada dan tiada begitu, tetapi betul-betul lembaga yang menjadi harapan," ungkap Febri.
"Tentu dibutuhkan dukungan dan komitmen yang kuat memastikan independensi tentang independensi pegawai KPK misalnya dan hal-hal lain yang dibutuhkan untuk sebuah lembaga independen," lanjutnya.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona