Federasi Guru Dorong Nadiem Hapus UN: Sudah Tak Berguna

10 Desember 2019 17:16 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikbud Nadiem Makarim memberikan sambutan pada puncak peringatan HUT Ke-74 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang.  Foto:  ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
zoom-in-whitePerbesar
Mendikbud Nadiem Makarim memberikan sambutan pada puncak peringatan HUT Ke-74 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang. Foto: ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
ADVERTISEMENT
Penghapusan Ujian Nasional (UN) berembus di awal kepemimpinan Mendikbud Nadiem Makarim. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) pun mendukung jika UN benar-benar dihapus.
ADVERTISEMENT
Menurut FSGI, UN tidak relevan dengan sistem pendidikan saat ini. Wasekjen FSGI, Satriwan Salim, mengatakan UN juga sudah tidak dibutuhkan karena bukan lagi sebagai penentu kelulusan dan ukuran penerimaan siswa baru ke jenjang pendidikan berikutnya.
"Jadi kalau Menteri konsisten dengan kebijakan zonasi, mestinya UN tidak relevan lagi, UN sudah tidak ada gunanya untuk siswa," kata Satriwan dalam saat penyampaian catatan akhir tahun (catahu) pendidikan di Hotel Rivoli, Jakarta Pusat, Selasa (10/12).
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP N 2 Sukaraja, Bogor, Jawa Barat, Senin (22/4/2019). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Menurutnya Satriwan, keberadaan UN saat ini justru hanya dijadikan ukuran bagi para birokrat pendidikan.
"Sekolah berlomba untuk meningkatkan hasil UN, karena hasil UN menjadi credit atau portofolio atau gengsi bagi birokrat pendidikan," ungkap Satriwan.
Satriwan mengatakan, UN masih menjadi hal yang menakutkan dan malah menyedot banyak energi bagi siswa, guru, dan kepala sekolah.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau UN masih ada, selogan Mas Menteri 'guru merdeka dalam belajar' itu akan percuma. Karena guru enggak merdeka, siswa enggak akan merdeka karena UN masih jadi momok menakutkan," tutur Satriwan.
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Foto: Antara/David Muharmansyah
Terkait program pengganti UN, Satriwan berharap jangan sampai hanya berganti nama tapi dengan pola yang sama. Misalnya dalam pola ujian serentak di seluruh Indonesia.
"Tidak mungkin dan tidak logis jika siswa diuji dengan model seperti tadi yang menyeragamkan seluruh Indonesia padahal karakteristik siswanya berbeda, karakteristik sekolahnya berbeda," pungkas Satriwan.
Nadiem mengamini UN akan dihapus. Wacana itu saat ini tengah dalam tahap pengkajian. Meski begitu, Nadiem memastikan UN masih akan dilaksanakan hingga 2020. Kemungkinan UN akan dihapus di tahun berikutnya.
ADVERTISEMENT
"Ya sudah pasti 2020 kan masih akan jalan UN, cuma sudah kami umumkan biar tenang, sebenarnya ini keputusan untuk tahun berikutnya," kata Nadiem di Kemendikbud, Sabtu (30/11).