Fenomena Lubang Jarum saat Gerhana Matahari Cincin di Planetarium

26 Desember 2019 13:49 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Antusiasme pengunjung untuk saksikan gerhana matahari cincin di Planetarium TIM. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Antusiasme pengunjung untuk saksikan gerhana matahari cincin di Planetarium TIM. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
Puncak Gerhana Matahari Cincin (GMC) di Jakarta terjadi pukul 12.36 WIB, Kamis (26/12). Saat itu terjadi, ribuan pengunjung yang menanti di Planetarium TIM Jakarta tampak antusias menyaksikan fenomena tersebut melalui teleskop atau kacamata matahari.
ADVERTISEMENT
Namun, ada yang lebih menyedot perhatian sebagian pengunjung di momen puncak gerhana tersebut.
Hal itu karena pengelola planetarium menunjukkan fakta unik khas gerhana matahari sabit berupa pantulan sabit di lantai yang muncul lewat celah-celah kecil cahaya.
Tenaga ahli planetarium Cecep Nurwendaya menyampaikan kepada para pengunjung bahwa fenomena tersebut khas hanya ada saat Gerhana Matahari Total. Matahari, yang ditutupi Bulan, katanya, memantul ke tanah atau lantai dalam bentuk sabit jika melalui celah kecil cahaya seperti celah tutupan daun pohon, celah lubang jarum maupun celah lubang jam tangan.
“Ini disebut prinsip lubang jarum. Jadi setiap lubang kecil, dia memantulkan cahaya dan membentuk bayangan sabit, sesuai penampakan Matahari saat ini,” ungkap Cecep kepada para pengunjung, Kamis (26/12).
Pengunjung menggunakan kacamata khusus melihat proses gerhana matahari cincin di Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (26/12). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan.
Pengunjung tampak antusias dengan fakta tersebut. Banyak yang kemudian mencoba bereksprimen sendiri, menangkap pantulan gerhana di lantai pelataran planetarium lewat lubang jam tangan ataupun dengan membentuk lubang dengan gestur jari-jarinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Salah seorang pengunjung yang melakukan eksperimen tampak bersorak ketika berhasil memunculkan bayangan sabit di lantai lewat alat sejenis piringan berlubang bulat kecil yang dipakainya.
Waaah, betul itu sabit itu, bener ya,” serunya.
Adapun penampakan gerhana matahari cincin di Jakarta mulai pukul 10.52 WIB dan memuncak pukul 12.36 dengan pembentukan cincin 72 persen atau cincin tak sempurna berbentuk sabit atau pisang.
Saat berita ini ditulis, puncak gerhana sudah berlalu, Bulan mulai bergerak keluar dari lingkaran Matahari.
Bersamaan dengan itu, pengunjung planetarium mulai membubarkan diri atau menepi dari arena nobar gerhana.