Ferdinand Hutahaean: Saya Mohon Maaf kepada Umat Islam

7 Januari 2022 20:13 WIB
·
waktu baca 5 menit
Ferdinand Hutahaean. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ferdinand Hutahaean. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Ferdinand Hutahaean menjadi sorotan publik dalam beberapa hari terkahir. Pemicunya akibat cuitan kontoversialnya di akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3. Ferdinand mencuit soal 'Allah'.
ADVERTISEMENT
Berikut cuitan Ferdinand:
Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu di bela.
Cuitan itu akhirnya berbuntut panjang. Eks politikus Demokrat itu langsung dilaporkan ke Bareskrim. Bahkan Bareskrim sudah menaikkan status laporan menjadi penyidikan.
Setelah mendapat berbagai kecaman dan kritikan, Ferdinand, menyampaikan penjelasan terkait cuitan itu.
"Saya menyadari betul situasi yang terjadi 2 hari terakhir ini betapa riuhnya ruang publik membicarakan saya dan cuitan saya pada tanggal 4 lalu soal Allah. Dalam hal ini perlu saya jelaskan secara terang benderang mengapa cuitan itu muncul," kata Ferdinand, Jumat (7/1).
"Munculnya cuitan itu adalah akibat dari dan atas pergumulan pribadi saya yang memang sedang menderita penyakit yang sudah menahun dan tidak kunjung sembuh," ungkap dia.
Ferdinand Hutahean: Intan Novianti/kumparan
Ferdinand menyebut, dirinya sudah 2 tahun mengalami gangguan penyakit yang jika kambuh akan membuat dirinya jatuh, pingsan dan kejang. Hal ini disebut mempengaruhi kesadaran dia. Tapi tak disebut jenis penyakit itu.
ADVERTISEMENT
"Dan pada tanggal 4 Januari 2022 saat cuitan saya muncul, adalah ketika saya baru mengalami jatuh pingsan dan ini membuat pikiran saya berkecamuk serta ingin bertindak pendek," kata Ferdinand.
"Akhirnya terjadilah dialog antara pikiran dan hati, ketika itu pikiran saya berkata "Hei Ferdinand, kau akan mati, tak ada yang bisa menolongmu, tak ada yang bisa membantumu, Allahmu saja harus dibela" kata pikiran kepada hati saya," jelas dia.
"Hati saya menjawab "Tidak, Allah ku kuat, Dia tak perlu dibela, Dia yang akan menolongku." Itulah dialog yang muncul dan itu motivasi untuk diri saya supaya saya kuat dan bertahan dari cobaan. Dan saat itu saya tuliskan hal tersebut dalam cuitan," papar dia.
ADVERTISEMENT
Namun setelah cuitan itu, muncul berbagai kecaman yang menurut Ferdinand adalah karena ada salah persepsi yang muncul. Selain itu, ia menyebut ada pihak yang melakukan provokasi dengan menambah narasi yang tidak sesuai dengan fakta hingga terkesan mengadu domba.
"Maka muncullah opini bahwa seolah ini menjadi adu domba antara Kristen dan Islam. Padahal ini tidak ada urusan dengan agama mana pun, ini murni dialog pribadi saya dengan diri saya, dialog tentang saya dengan Tuhan saya, Allah SWT," ucap dia.
"Orang yang tidak mengenal saya bahwa saya adalah seorang Muslim, seorang Mualaf sejak 2017 telah menuduh saya dengan kalimat yang tidak tepat terutama tentang identitas agama saya, akhirnya jadi ribut dan gaduh," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Ferdinand akhirnya menyampaikan permohonan maaf atas cuitan itu. Ia menyadari pemahaman dirinya tentang Islam masih kurang dan harus banyak belajar.
"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada saudara-saudara saya Muslim apabila tersinggung ataupun tersakiti dengan tulisan saya di twitter, sekali lagi saya mohon maaf karena ke kekhilafan saya, mungkin karena pemahaman agama Islam saya yang baru seumur jagung, mohon kiranya dimaafkan dan mohon bimbingan selalu para ulama untuk saya dan keluarga agar lebih baik lagi menjadi seorang muslim," kata Ferdinand.
"Demikian saya sampaikan semoga bisa menjadi terang bagi semua atas situasi yang terjadi. Sekali lagi dengan segala keresahan saya mohon dimaafkan," tutup dia.
Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean Foto: Dwi Herlambang Ade Putra/kumparan
Berikut penjelasan dan permohonan lengkap dari Ferdinand
ADVERTISEMENT
Saya menyadari betul situasi yang terjadi 2 hari terakhir ini betapa riuhnya ruang publik membicarakan saya dan cuitan saya pada tanggal 4 lalu soal Allah. Dalam hal ini perlu saya jelaskan secara terang benderang mengapa cuitan itu muncul.
Munculnya cuitan itu adalah akibat dari dan atas pergumulan pribadi saya yang memang sedang menderita penyakit yang sudah menahun dan tidak kunjung sembuh. Sudah 2 tahun lebih saya mengalami gangguan penyakit yang kalau kambuh pasti akan membuat saya jatuh, pingsan dan kejang. Hal ini juga sangat mempengaruhi kesadaran saya. Dan pada tanggal 4 Januari 2022 saat cuitan saya muncul, adalah ketika saya baru mengalami jatuh pingsan dan ini membuat pikiran saya berkecamuk serta ingin bertindak pendek. Akhirnya terjadilah dialog antara pikiran dan hati, ketika itu pikiran saya berkata : "Hei Ferdinand, kau akan mati, tak ada yang bisa menolongmu, tak ada yang bisa membantumu, Allahmu saja harus dibela" kata pikiran kepada hati saya dan hati saya menjawab : "Tidak, Allah ku kuat, Dia tak perlu dibela, Dia yang akan menolongku." Itulah dialog yang muncul dan itu motivasi untuk diri saya supaya saya kuat dan bertahan dari cobaan. Dan saat itu saya tuliskan hal tersebut dalam cuitan.
ADVERTISEMENT
Namun setelah saya mencuit tentang itu, kemudian ramai karena ada salah persepsi yang muncul dan ada yang melakukan provokasi dengan menambah narasi narasi yang tidak sesuai dengan fakta hingga terkesan mengadu domba. Maka muncullah opini bahwa seolah ini menjadi adu domba antara Kristen dan Islam. Padahal ini tidak ada urusan dengan agama mana pun, ini murni dialog pribadi saya dengan diri saya, dialog tentang saya dengan Tuhan saya, Allah SWT. Orang yang tidak mengenal saya bahwa saya adalah seorang Muslim, seorang Mualaf sejak 2017 telah menuduh saya dengan kalimat yang tidak tepat terutama tentang identitas agama saya, akhirnya jadi ribut dan gaduh.
Namun demikian, Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada saudara-saudara saya muslim apabila tersinggung ataupun tersakiti dengan tulisan saya di twitter, sekali lagi saya mohon maaf karena ke kekhilafan saya, mungkin karena pemahaman agama Islam saya yang baru seumur jagung, mohon kiranya di maafkan dan mohon bimbingan selalu para ulama untuk saya dan keluarga agar lebih baik lagi menjadi seorang muslim.
ADVERTISEMENT
Demikian saya sampaikan semoga bisa menjadi terang bagi semua atas situasi yang terjadi. Sekali lagi dengan segala keresahan saya mohon dimaafkan.
Jakarta, 06 Januari 2022