Filipina Setuju Penggunaan Sinovac, tetapi Tak Akan Diberikan ke Tenaga Medis
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Keputusan itu diambil lantaran hasil efikasi uji klinis Sinovac yang dipantau oleh Filipina hasilnya bervariasi. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Makan dan Obat (FDA) Rolando Domingo.
Domingo menyebut, efikasi vaksin buatan China itu khususnya bila diberikan ke nakes lebih rendah dibanding ke warga biasa.
"Menurut beberapa ahli kami, vaksin ini bukan yang terbaik untuk mereka (nakes)," kata Domingo seperti dikutip dari Reuters.
Dari hasil uji klinik tahap akhir Sinovac di tiga negara yaitu Brasil, Turki, dan Indonesia vaksin tersebut sudah lewat batas aman efikasi yang ditentukan, yaitu di atas 50 persen.
Meski demikian, Domingo mengatakan, efikasi tersebut hanya manjur kepada warga sehat berusia 18-59 tahun. Untuk pekerja nakes berisiko tinggi, Filipina akan memakai vaksin lain.
ADVERTISEMENT
Sebelum memberi izin pada Sinovac, Filipina terlebih dulu mengizinkan penggunaan kepada dua vaksin buatan Barat, Pfizer dan AstraZeneca.
Menurut jubir Presiden Filipina Harry Roque, Filipina bukan menganggap Sinovac vaksin berkualitas rendah. Sebab, Sinovac sudah memenuhi standar WHO.
Akan tetapi, untuk dipakai pekerja medis, Roque menegaskan Sinovac bukan pilihan terbaik.