news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Firli Bahuri: Zaman Nabi Muhammad Juga Pernah Terjadi OTT

19 Oktober 2021 11:39 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua KPK Komjen Firli Bahuri bicara soal momen Maulid Nabi Muhammad SAW dengan kaitannya dengan pemberantasan korupsi. Ia menilai sosok Nabi Muhammad dapat menjadi tauladan.
ADVERTISEMENT
Menurut Firli, akhlak Nabi Muhammad sangat untuk menjadi contoh untuk menjaga diri dari sifat tamak yang memicu korupsi.
"Rasa tamak, rakus, layaknya tikus inilah yang menghilangkan sisi kemanusiaan, nilai-nilai ketuhanan, agama, budaya, serta norma dan etika pada diri seorang koruptor, sehingga berani dan tega melakukan pidana korupsi, kejahatan kemanusiaan yang dampak destruktifnya bukan hanya merugikan keuangan dan perekonomian semata, namun dapat menggagalkan hingga meluluhlantakkan sistem, tatanan kehidupan bangsa serta tujuan bernegara," papar Firli dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/10).
Firli menyebut bahwa masalah korupsi bukan hanya terjadi pada zaman saat ini. Menurutnya, hal tersebut juga terjadi pada era kepemimpinan Nabi Besar Muhammad SAW.
Ilustrasi kasus KPK Foto: Basith Subastian/kumparan
Bahkan Firli mengatakan bahwa OTT juga pernah terjadi pada saat itu. Ia pun sedikit bercerita mengenai hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Dikisahkan, Rasulullah SAW yang baru saja memenangi pertempuran Khaibar, enggan menyalatkan satu jenazah tentara yang ikut berperang dengannya," kata Firli.
"Meski heran, berapa sahabat yang melihat jelas raut kekecewaan di wajah Nabi, sigap berperan layaknya penyidik yang melakukan OTT, menemukan kharazan, semacam perhiasan manik-manik khas yahudi seharga dua dirham pada jasad tentara tersebut. 'Sungguh! Saudara kalian ini telah menggelapkan harta rampasan perang di jalan Allah SWT,' Sabda Rasulullah," sambungnya.
Berkaca pada kisah tersebut, Firli menyebut bahwa setiap orang harus senantiasa menjaga akhlak yang baik. Hal itu guna meredam sifat tamak.
"Maulid Nabi Besar Muhammad SAW seyogyanya bukan sekadar seremoni untuk diperingati atau menjadi sejarah yang hanya dipelajari bagi generasi dari masa ke masa sejak dulu hingga zaman ini," ujar Firli.
ADVERTISEMENT
Berikut pernyataan lengkap Firli Bahuri yang dibagikan kepada wartawan:
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu
Salam Sejahtera Untuk Kita Semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Syukur Alhamdulillah, umat Muslim dunia khususnya di Indonesia dapat kembali memperingati sekaligus merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1443 Hijriah, di mana kelahiran Baginda Rasulullah pada tanggal 12 Rabiul Awal, jatuh pada hari ini, Selasa 19 Oktober 2021.
Meski tidak dapat diperingati dan dirayakan seperti biasa karena masih mewabahnya pandemi Covid-19 di tanah air, saya yakin esensi, makna serta keutamaan lahirnya Baginda Rasulullah SAW, memberikan banyak tauladan dan nilai-nilai luhur penuh kebajikan bukan hanya kepada muslim semata namun bagi seluruh umat manusia dan kehidupan alam semesta, seperti tertuang dalam
ADVERTISEMENT
QS. Al-Anbiya' ayat 107
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
"Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."
dan QS. Al-Ahzab ayat 21
* حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ*
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
Dua ayat ini menunjukkan betapa luar biasanya seorang hamba-Nya yang bernama Muhammad, terlahir dengan akhlakul karimah yang baik sebagai pembawa rahmat serta hidayah bagi seluruh kehidupan bagi alam semesta.
Pada awal diangkat sebagai Rasul, Nabi Besar Muhammad SAW menyatakan bahwa إِنَّمَابُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلاَقِ
(sesungguhnya aku tiada diutus oleh Allah kecuali untuk memperbaiki, mengoreksi dan menyempurnakan akhlak manusia).
ADVERTISEMENT
Jelas sudah bahwanya misi mengembalikan akhlak yang sejatinya ada pada diri setiap manusia, adalah satu dari berjuta legacy Baginda Rasulullah untuk seluruh umat, dan seyogyanya menjadi kaidah bagi setiap manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan di dunia fana ini.
Akhlak yang baik tentu harus senantiasa dijaga dalam diri seorang manusia untuk meredam ketamakan, sifat binatang yang menjadi sisi kelam terdalam dan sejatinya juga ada pada setiap manusia.
Dengan kata lain, ketamakan yang sifatnya sangat jahat akan bangkit di kala akhlak seorang manusia rusak. Contoh nyata jahatnya ketamakan dapat kita lihat pada seorang koruptor, manusia yang tak mampu lagi mengontrol hasrat dan hawa nafsu duniawi yang membuat dirinya rakus layaknya se-ekor tikus, serakah dan tamak karena tidak pernah puas dan selalu merasa kurang dengan apa yang telah dimilikinya. Seberapa kecilnya pendapat kita akan cukup jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi sebaliknya seberapa besarnya pendapatan kita yang kita peroleh akan selalu kurang , jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup.
ADVERTISEMENT
Rasa tamak, rakus layaknya tikus inilah yang menghilangkan sisi kemanusiaan, nilai-nilai ketuhanan, agama, budaya, serta norma dan etika pada diri seorang koruptor, sehingga berani dan tega melakukan pidana korupsi, kejahatan kemanusiaan yang dampak destruktifnya bukan hanya merugikan keuangan dan perekonomian semata, namun dapat menggagalkan hingga meluluhlantakkan sistem, tatanan kehidupan bangsa serta tujuan bernegara.
Ingat, korupsi bukan hanya terjadi di zaman ini. Korupsi juga menjadi masalah di masa lalu termasuk pada era kepemimpinan Nabi Besar Muhammad SAW.
Berbicara penanganan korupsi perlu dicatat, di zaman Nabi juga terjadi OTT di mana Baginda Rasulullah SAW sangat membenci dan melaknat orang yang berani korupsi atau berperilaku koruptif.
Dikisahkan, Rasulullah SAW yang baru saja memenangi pertempuran Khaibar, enggan menyolatkan satu jenazah tentara yang ikut berperang dengannya.
ADVERTISEMENT
Meski heran, berapa sahabat yang melihat jelas raut kekecewaan di wajah Nabi, sigap berperan layaknya penyidik yang melakukan OTT, menemukan kharazan, semacam perhiasan manik-manik khas yahudi seharga dua dirham pada jasad tentara tersebut.
"Sungguh! Saudara kalian ini telah menggelapkan harta rampasan perang di jalan Allah SWT," Sabda Rasulullah.
Dalam beberapa kisah lain seperti Perang Khaibar disebutkan Nabi Muhammad SAW, enggan mensalatkan jenazah siapa pun termasuk sahabatnya yang terbukti melakukan 'ghulul '(korupsi),
Dari Hadits Riwayat (HR) Muslim dari kisah tersebut yang dapat disimpulkan bahwasanya salat yang dikerjakan, sedekah yang diberikan, haji yang ditunaikan atau kebaikan lain yang telah dilakukan, tidak bermakna ibadah sama sekali di mata Allah SWT apabila seorang Muslim masih melakukan praktik korupsi dalam hidupnya.
ADVERTISEMENT
Dari kisah dan sejarah ini jelas akhlak baik adalah kunci utama yang dapat membelenggu ketamakan, sifat dan naluriah binatang yang terendam dalam namun sewaktu-waktu dapat bangkit dan mampu mengubah tabiat seorang manusia berperangai seperti seekor binatang.
Tauladan akhlakul karimah yang tercermin dari Baginda Rasulullah, sepatutnya dapat menjadikan kita sebagai pribadi sederhana yang mengedepankan nilai-nilai kejujuran, menjaga integritas agar senantiasa teguh dalam menjalankan amar ma'ruf nahi mungkar (mengajak dan menjalankan kebajikan serta menjauhi setiap larang-Nya), khususnya dalam Perang Badar melawan korupsi dan perilaku koruptif yang telah berurat akar di republik ini.
Maulid Nabi Besar Muhammad SAW seyogyanya bukan sekadar ceremony untuk diperingati atau menjadi sejarah yang hanya dipelajari bagi generasi dari masa ke masa sejak dulu hingga zaman ini.
ADVERTISEMENT
Tidak berlebihan rasanya jika aktualiasi esensi dan makna peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang hanya dapat kita peringati dan rayakan dengan penuh kesederhanaan di tengah pandemi, menjadi motor perbaikan hingga kebangkitan akhlakul karimah segenap anak bangsa di negeri ini,
Dengan semangat ANTIKORUPSI, kita gelorakan dan lanjutkan kebangkitan kesempurnaan akhlakul karimah sebagai manusia sesuai visi Baginda Rasulullah Muhammad SAW khususnya di bumi pertiwi, agar cita-cita, harapan dan tujuan negara untuk kemakmuran dan kesejahteraan dalam kehidupan berbangsa serta bernegara yang cerdas, dan terlaksana merata serta terasa dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote.
Selamat memperingati dan merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1443 Hijriah, mari kita patrikan selalu akhlakul karimah serta tauladan dari keutamaan Maulid Nabi Muhammad SAW ke seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan semoga Allah SWT selalu memberikan Rahmat dan Hidayah dalam tiap langkah perjalanan kita memberantas korupsi sampai NKRI bebas dan bersih dari praktik-praktik korupsi.
ADVERTISEMENT