Firli Bicara Ber-AKHLAK ke ASN KPK, Novel: Rasa Malu Penting Bagi Pejabat Publik

1 November 2023 15:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyampaikan paparannya dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR, Komnas HAM, dan LPSK di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/8). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyampaikan paparannya dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR, Komnas HAM, dan LPSK di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/8). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua KPK Firli Bahuri berbicara mengenai slogan Ber-AKHLAK di hadapan ASN lembaga antirasuah. Namun hal itu justru menuai kritik, sebab di sampaikan di tengah polemik kasus dugaan pemerasannya terhadap eks Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL).
ADVERTISEMENT
Nilai ber-AKHLAK ini berorientasi pada pelayanan akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, kolaboratif. Firli menganggap nilai-nilai dasar Ber-AKHLAK penting untuk diseragamkan agar dapat menjadi pendorong, penyemangat, dan memperkuat fondasi budaya kerja pegawai KPK. Khususnya dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.
Pidato tersebut disampaikan Firli Bahuri dalam kegiatan Deklarasi Ber-AKHLAK di Gedung Merah Putih KPK, Selasa (31/10).
Salah satu kritik datang dari eks Penyidik KPK Novel Baswedan. Dia mempertanyakan, apa yang ingin Firli tularkan kepada ASN KPK dengan berbicara soal Ber-AKHLAK tersebut.
"Keteladanan apa yang ingin Firli tularkan kepada ASN KPK? Apakah yang bersangkutan ingin memberikan contoh berbicara, tapi tidak dilaksanakan?" kata Novel saat dihubungi, Rabu (1/11).
ADVERTISEMENT
Novel Baswedan saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Jakarta. Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
Novel kemudian bicara soal integritas. Menurutnya hal tersebut adalah barang mahal yang harus dimiliki oleh pejabat.
"Dari hal ini kita bisa belajar bahwa integritas bernilai mahal dan rasa malu menjadi syarat penting bila ingin menjadi pejabat publik," ucapnya.
"Sangat rusak bila pejabat publik tidak berintegritas dan juga tidak punya rasa malu," pungkasnya.
Deklarasi yang dilakukan oleh Firli pada Selasa kemarin turut dihadiri oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Abdullah Azwar Anas.
“Nilai Ber-AKHLAK ini sesungguhnya sejalan dengan asas KPK, yakni akuntabel, transparan, kepastian hukum, keadilan, proporsionalitas, dan kepentingan umum. Oleh karena itu nilai inilah yang penting untuk diimplementasikan insan KPK,” kata Firli.
“Dalam rangka internalisasi dan implementasi nilai-nilai dasar Ber-AKHLAK di lingkungan KPK maka dibutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh lapisan insan KPK. Oleh karena itu, dilaksanakan 'Deklarasi Budaya Ber-AKHLAK' untuk menandai komitmen yang kuat dari KPK,” tambah dia.
ADVERTISEMENT