Flu Burung Serang Groningen di Belanda, 48 Ribu Ayam Dimusnahkan

11 November 2020 9:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi peternakan ayam Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peternakan ayam Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Flu burung (H5) varian paling patogen menyerang perusahaan peternakan ayam petelur di Lutjegast, Groningen di Belanda.
ADVERTISEMENT
“Kemungkinan dalam hal ini berkenaan dengan varian flu burung yang sangat patogen,” demikian Ministerie van Landbouw, Natuur en Voedselkwaliteit (Kementerian Pertanian, Alam dan Kualitas Pangan, red) di laman resmi pemerintah, dikutip kumparan Den Haag, Selasa malam atau Rabu (11/11) pagi WIB.
Untuk mencegah penyebaran virus, maka sekitar 48 ribu ayam petelur di perusahaan tersebut seluruhnya dimusnahkan oleh lembaga berwenang yakni Nederlandse Voedsel- en Warenautoriteit/NVWA (Otoritas Keamanan Pangan dan Barang).
Menteri Pertanian, Alam dan Kualitas Pangan Carola Schouten langsung mengumumkan kebijakan larangan pengangkutan dalam zona radius 10 kilometer dari perusahaan peternakan ayam yang terjangkit di Lutjegast tersebut.
Larangan pengangkutan mencakup pengangkutan seluruh jenis unggas, telur, kotoran unggas, dan penggunaan mesin penebar pupuk, namun juga hewan dan produk hewani lainnya dari perusahaan peternakan yang memelihara unggas secara komersial.
ADVERTISEMENT
Semua kebijakan nasional saat ini, seperti wajib menjaga di dalam kandang unggas yang dipelihara secara komersial, tetap berlaku. Selain itu, kebun binatang dan pemilik burung untuk hobi wajib melindungi unggas-unggas mereka agar tidak bersentuhan dengan unggas liar dan kotorannya.
Protokol kebersihan untuk mengunjungi peternakan unggas komersial diperluas, antara lain pengunjung hanya diperbolehkan masuk ke kandang atau halaman setelah melakukan tindakan kebersihan yang ketat.
Selanjutnya juga diberlakukan larangan untuk pameran unggas hias dan unggas air seperti pelikan, kuntul, angsa, dan sejenisnya.
Penulis: Eddi Santosa