Food Estate Dinilai Berjalan Baik dan Tepat, Bantu Tingkatkan Ketahanan Pangan

26 Agustus 2021 16:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Food Estate atau lumbung pangan. Foto: Dok. Kementerian Pertanian
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Food Estate atau lumbung pangan. Foto: Dok. Kementerian Pertanian
ADVERTISEMENT
Akademisi Universitas Palangka Raya (UPR), Darmae Nasir, menilai program Food Estate sudah berjalan dengan baik. Menurutnya, program ini dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan.
ADVERTISEMENT
"Saya yakin bisa (meningkatkan ketahanan pangan)," kata Nasir dalam siaran pers Kementan, Kamis (26/8).
Menurut Nasir, beberapa pandangan yang menyatakan program penyediaan lumbung pangan nasional itu gagal, adalah keliru. Sebab, kata dia, ada perbedaan mendasar dari implementasi pertanian di lahan gambut dibanding lahan lainnya.
"Saya kira untuk yang tak paham mengenai pertanian di lahan gambut yang mungkin beranggapan sama seperti lahan mineral, irigasi pasang surut dan persoalan lain yang menyangkut kualitas dan kuantitas petani, pendapat itu akan sangat tidak sesuai konteks," tutur Nasir.
Ia pun mengajak semua pihak ikut terlibat dan mendukung program Food Estate yang dimulai dengan perencanaan yang baik. "Mari kita maju selangkah demi selangkah, melakukan perluasan dengan penuh kehati-hatian," ujar Nasir.
ADVERTISEMENT
Sebab, kata Nasir, lahan rawa gambut atau yang mempunyai jejak gambut perlu waktu cukup lama untuk bisa suitable.
"Mari lakukan dengan saksama pengembangan irigasi, penyediaan petani disertai dengan diklat untuk mereka. Dan yang sangat penting juga adalah mari kita dengar apa pendapat petani sendiri mengenai areal yang mereka garap," tutur Nasir.
Menurutnya, petani merupakan pihak yang tahu persis kondisi dan situasi lahan pertanian mereka. Petani tahu betul kapan harus menanam, pupuk apa yang digunakan.
Kemudian, bagaimana strategi menghadapi kekurangan atau kelebihan air dan juga obat-obatan yang diperlukan. Bahkan, untuk varietas padi yang ditanam petani juga harus disiapkan dengan betul.
"Pertanian padi di tanah yang asalnya adalah lahan rawa gambut perlu waktu 5 hingga 15 tahun untuk membuatnya suitable untuk padi," kata Nasir.
Ilustrasi Food Estate atau lumbung pangan. Foto: Dok. Kementerian Pertanian
Nasir menyandang gelar Ph.D dari The University of Nottingham dengan penelitian tentang Sustainable Livelihood di lahan gambut. Salah satu penelitiannya adalah pertanian tanaman padi.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itu, dalam konteks keberhasilan pengembangan lahan rawa menjadi lahan pertanian, Nasir menilai yang perlu digarisbawahi adalah banyaknya problematika yang menyertai.
"Perlu digarisbawahi, rawa ada yang rawa lebak dan rawa gambut. Untuk yang gambut, persoalannya begitu ruwet. Perlu waktu untuk membuat tanahnya menjadi suitable untuk padi, yang mana sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas air, kematangan tanah gambut (sudah teroksidasi atau masih gambut mentah) yang ditandai dengan pH yang masih di bawah 4, bahkan hanya 3," terang Nasir.
Ilustrasi food estate. Foto: Kementan RI
Ia menilai apa yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dengan mengintensifikasi lahan atau mengoptimalkan lahan rawa pada kawasan Food Estate merupakan langkah tepat.
"Sudah tepat untuk lahan yang selama ini sudah lama digarap oleh petani secara terus-menerus. Cobalah untuk mendengarkan mereka dari jadwal tanam, varietas padi yang ditanam dan obat-obatan yang diperlukan," saran Nasir.
ADVERTISEMENT
Ia berharap untuk areal lahan Food Estate yang baru dibuka, saluran irigasi yang baru direvitalisasi, agar bersabar dalam proses pengembangannya.
"Marilah kita bersabar. Keberhasilan di areal yang sudah lama digarap bukanlah datang secara instan. Ada proses alami dari lahan, sehingga suitable dan juga proses pembelajaran dari para petani mengenai bagaimana memperlakukan lahan mereka. Proses itu juga yang akan terjadi pada lahan yang baru dibuka," ujar Nasir.
Sistem irigasi di food estate. Foto: Kementan RI
Nasir menilai petani sudah berusaha untuk meningkatkan produksi. Ada sekian hektar yang ditanam setiap musim tanam, ada sekian hektar lahan baru yang disiapkan untuk jadi sawah. Masing-masing telah memberikan kontribusinya untuk stok pangan nasional dan menuju kedaulatan pangan, khususnya beras.
" Keberhasilan pasti akan bisa diraih dengan upaya terus menerus, seraya memperhatikan kondisi lapangan secara saksama guna peningkatan produksi, baik untuk lahan lama maupun baru," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Sekali lagi, harus digarisbawahi bahwa keberhasilan pertanian padi di lahan gambut tidak bisa datang begitu cepat. Perlu proses penyesuaian, baik bagi lahan dan juga petaninya. Perlu konsistensi kebijakan, karena apabila lahan yang digarap kemudian ditinggalkan, maka yang akan terjadi adalah kita harus mulai dari nol lagi," pungkas Nasir.