Formappi Heran Pemenang Tender Gorden DPR Perusahaan IT-Kontraktor: Kongkalikong

8 Mei 2022 11:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti Formappi Lucius Karus di diskusi 'Nasib Murung Bangsa atas Kebijakan RUU KPK dan RKUHP' di Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (22/9/291). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti Formappi Lucius Karus di diskusi 'Nasib Murung Bangsa atas Kebijakan RUU KPK dan RKUHP' di Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (22/9/291). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Peneliti Formappi Lucius Karus mempertanyakan tender pengadaan gorden rumah dinas anggota DPR dimenangkan oleh PT Bertiga Mitra Solusi yang merupakan perusahaan teknologi informasi atau IT. Menurut dia, tender anggaran gorden DPR ini juga bermasalah karena PT Bertiga Mitra Solusi menawarkan harga tertinggi senilai Rp 43,5 miliar, tetapi justru menang dari peserta tender lain dengan tawaran lebih rendah.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana bisa yang paling mahal yang menang? Pemenang tender justru perusahaan yang akan menyedot anggaran, bukan yang bisa memberikan selisih harga yang menguntungkan negara?" kata Lucius saat dihubungi, Minggu (8/5).
"Apalagi profil perusahaan pelaksana proyek gorden awalnya adalah perusahaan kontraktor dan IT," imbuhnya.
Lucius menilai, pemilihan pemenang tender ini terlihat seakan anggaran yang sudah dialokasikan Setjen DPR RI harus dihabiskan tanpa perlu memikirkan efisiensi anggaran yang bisa menguntungkan negara. Ia meminta Setjen DPR RI menjelaskan lebih rinci apa alasan pemilihan pemenang tender tersebut.
"Kejanggalan penentuan harga ini seolah-olah mau mengatakan bahwa barang yang diadakan tak penting, yang penting anggaran harus dipakai semua. Jadi dari sisi efisiensi anggaran tender pengadaan gorden DPR jelas bermasalah," tegas dia.
ADVERTISEMENT
"Karena bermasalah, saya kira harus dicari tahu betul apa yang terjadi dalam proses penentuan pemenang tender," tambah dia.
Kondisi gorden lama di rumah dinas anggota DPR. Foto: Dok. Istimewa
Lucius juga khawatir ada permainan antara perusahaan pemenang dengan penyelenggara proyek. Ia curiga tender hanya semacam prosedur formalitas dan pemenang sudah ditentukan sebelum tender dilakukan.
"Penentuan pemenang tender yang mendahului tendernya sendiri dilakukan karena ingin memastikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan pelaksana proyek tetapi juga penyelenggara proyek. Dengan kepastian pemenang sejak awal, maka kongkalikong untuk meraup keuntungan pasti sudah jelas pula," ujar Lucius.
"Dugaan di atas masuk akal jika melihat betapa ngototnya Kesetjenan DPR mengeksekusi proyek ini, walaupun banyak suara mengkritik bahkan menolaknya. Kengototan melanjutkan proyek gorden mungkin saja didorong oleh adanya pemufakatan jahat yang sudah dilakukan antara penyedia dan pelaksana proyek," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Sebab itu, ia menekankan, pemilihan perusahaan tender tersebut patut dipertanyakan. Terlebih, anggarannya pun cukup fantastis.
"Kalau perusahaan IT tetiba mengerjakan proyek pengadaan gorden, ya mungkin perlu memang mempertanyakannya," pungkas dia.
Setjen DPR RI menyediakan pagu anggaran sebesar Rp 48,7 miliar dan menggelar lelang tender untuk pengadaan gorden dari APBN 2022. Anggaran gorden ini diperuntukkan untuk 505 unit rumah dinas anggota DPR di Kalibata, Jakarta Selatan, dengan alokasi set gorden sekitar Rp 90 juta per rumah.
Ilustrasi Gedung DPR RI. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Penganggaran ini kemudian menuai kritik dari berbagai pihak karena jumlahnya yang fantastis. Beberapa anggota DPR pun sempat meminta anggaran tersebut dikaji ulang.
Namun, tender tetap berlanjut dan PT Bertiga Mitra Solusi terpilih sebagai pemenang dari 49 peserta tender. Perusahaan yang berdiri pada tahun 2014 itu bergerak di bidang kontraktor dan penyedia interior, serta sistem integrator dalam bidang teknologi dan informatika.
ADVERTISEMENT
kumparan sudah meminta keterangan lebih rinci dari Sekjen DPR RI Indra Iskandar terkait pemilihan pemenang tender tersebut, namun belum mendapat respons.