news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Formasi Kabinet Jokowi Dinilai Tepat untuk Berantas Radikalisme

4 November 2019 15:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu (23/10/2019). Foto: AFP/Adek Berry
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu (23/10/2019). Foto: AFP/Adek Berry
ADVERTISEMENT
Kabinet Indonesia Maju yang dibentuk Presiden Jokowi belum genap dua pekan bekerja. Salah satu yang kini menjadi sorotan di publik persoalan pemberantasan radikalisme.
ADVERTISEMENT
Menurut politikus PSI Mohamad Guntur Romli, formasi kabinet saat ini tepat untuk mengatasi radikalisme. Misal dengan adanya Menkopolhukam Mahfud MD, Menhan Prabowo Subianto, Mendagri Tito Karnavian, hingga Menag Fachrul Razi.
"Formasi kabinet ini bagi saya adalah formasi yang tepat untuk memerangi agenda radikalisme agama," ujar Guntur dalam Diskusi 'Radikalisme atau Manipulasi Agama?' di Gado-Gado Boplo, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (02/11).
Selain itu, Romli menilai penunjukan Idham Azis sebagai Kapolri bisa memaksimalkan peran para menteri untuk menangani radikalisme.
"Saya ingin mengucapkan selamat atas terpilihnya Bapak Jenderal Bapak Idham Azis yang menjadi Kapolri baru, beliau melengkapi sebagai kabinet perang Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin melawan radikalisme," kata Romli.
Acara diskusi 'radikalisme atau manipulasi agama'. Foto: abyan faisal/kumparan
Menurut Romli, tugas para pejabat itu tidak hanya sekadar membubarkan sebuah ormas yang diindikasi terpapar radikalisme. Tapi juga, melaksanakan tindakan hukum bagi aktor-aktor yang terjaring radikalisme.
ADVERTISEMENT
"Darurat yang kita hadapi sekarang adalah intoleransi politik atau radikalisme yang berbasis agama, bukan lagi intoleransi kultural yang ada di masyarakat. Kenapa? Jawabannya adalah pelan-pelan radikalisme ini makin lama makin menguat di politik kita, pemerintahan kita," kata Romli.
"Kemudian pegawai ASN (dan) BUMN itu sudah mulai percaya ideologi di luar Pancasila. Nah ini yang menjadi keprihatinan kita bersama," imbuhnya.
Para Menteri Kabinet Indonesia Maju mengucap sumpah saat pelantikan mereka di Istana Negara, jakarta, Rabu (23/10/2019). Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Menurut Romli, pernyataan Jokowi yang meminta mengganti istilah radikalisme dengan manipulator agama telah tepat. Hal ini didasari semakin maraknya modus radikalisme dalam kegiatan keagamaan.
"Oleh karena itu ketika Pak Jokowi bicara soal manipulasi agama, manipulator agama, saya setuju bahwa manipulasi agama adalah salah satu modus dari radikalisme keagaamaan, meskipun kita tidak boleh menyempitkan tentang soal radikalisme keagamaan," jelasnya.
ADVERTISEMENT