Foto: Demo Berujung Rusuh Pecah di Hong Kong

24 Mei 2020 18:29 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polisi Hong Kong melempari gas air mata dan menyemprotkan cairan merica ke arah demonstran pada Minggu (24/5).
ADVERTISEMENT
Demonstrasi dilakukan untuk menentang rencana Beijing menerapkan UU keamanan nasional di Hong Kong. Unjuk rasa ini merupakan yang terbesar sejak lockdown untuk mengantisipasi virus corona berlaku di Hong Kong.
Melihat kerumunan massa, kepolisian mulai mengambil tindakan peringatan. Aparat keamanan meminta agar pendemo mematuhi aturan dilarang berkumpul lebih dari delapan yang ditujukan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Karena massa tak juga bubar, polisi akhir melepaskan gas air mata berserta semprotan merica. Tindakan kepolisian itu hampir serupa kala mereka membubarkan demo yang diikuti 2 juta orang tahun lalu.
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu