Foto: Melihat Pemakaman Hewan Peliharaan di Myanmar
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dokter Tin Htun Naing mengatakan, dia menciptakan kuburan yang terbesar dan paling terkenal di Myanmar itu pada tahun 2015. Saat itu, anjing peliharaannya bernama Little Daughter meninggal setelah 15 tahun setia dan tidak dapat menemukan tempat untuk menguburkan.
Sementara kepemilikan hewan peliharaan sedang meningkat, hanya sedikit orang di Yangon yang memiliki taman. Saat hewan peliharaan mati, banyak yang tidak punya pilihan selain membuang di tempat pembuangan sampah atau sungai.
“Saya tidak bisa membuangnya ke alam liar ketika dia meninggal, karena saya merawatnya seperti anak saya sendiri,” kata Tin Htun Naing.
Kemudian Dokter Tin Htun Naing pergi ke pemakaman tersebut dan meminta seorang penggali kubur untuk menguburkan di sana. Kemudian dia membantu pemilik hewan lain yang berduka untuk melakukan hal yang sama.
ADVERTISEMENT
Saat ini sekitar 300 hewan peliharaan dikubur di sana, kebanyakan anjing, termasuk anjing pelacak polisi selebriti bernama Sersan Michael. Setiap penguburan yang ditangani oleh keluarga lokal yang mengurus kuburan, biayanya sekitar USD 70 atau sekitar Rp 980 ribu.
Tin Htun Naing mengatakan warga Yangon harus segera mencari alternatif. Otoritas kota telah memerintahkan penguburan dihentikan setelah ada keluhan tentang pemakaman hewan di dekat kuburan manusia.
"Saya tidak punya niat untuk tidak menghormati orang yang meninggal dan dimakamkan di sini, saya baru saja menciptakan ruang untuk mengubur hewan peliharaan karena menurut saya mereka juga harus memiliki kuburan yang layak" katanya.
Salah satu warga yang mempunyai banyak peliharaan anjing di rumahnya, Sein Wa Ti mengatakan, dia berharap pemakaman tersebut dapat tetap dibuka.
ADVERTISEMENT
"Atas nama pecinta hewan, saya ingin meminta pemerintah mengakui kuburan hewan peliharaan ini," ujarnya.
2+
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona .