Foto: Polusi Dunia Berkurang saat Corona Mewabah
ADVERTISEMENT
Wabah virus corona SARS-CoV-2 sudah menjadi pandemi yang menghantui seluruh manusia seluruh dunia. Namun, adanya virus ini membuat dampak positif bagi lingkungan, yakni mengurangi polusi di bumi.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, sejak merebaknya virus ini, pemerintah di beberapa negara melarang warganya untuk menghadiri acara publik. Kerumunan orang dapat mempercepat memperluas penyebaran virus ini.
Beberapa negara juga memberlakukan lockdown , sehingga tidak adanya aktivitas keluar masuk di negara tersebut untuk sementara waktu.
Langkah-langkah tersebut diterapkan untuk meminimalisir penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, China, tersebut.
Seperti di China, polusi udara turun drastis selama wabah corona ini merebak di negara mereka. Orang-orang yang terjangkit virus harus menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara itu, orang-orang sehat harus mengurung diri di rumah masing-masing untuk menghindari penularannya.
Berdasarkan analisis Fei Liu, peneliti kualitas udara di Goddard Space Flight Center NASA, tak ada faktor lain di luar virus corona yang mampu membuat langit menjadi lebih bersih. Lockdown, kata dia, menyebabkan aktivitas manusia yang menggunakan karbon menjadi lebih sedikit.
ADVERTISEMENT
China sendiri mulai memberlakukan lockdown di Provinsi Hubei pada 23 Januari 2020.
Kondisi berkurangnya polusi juga terlihat di Italia. Sejak Italia memberlakukan kebijakan lockdown total akibat virus corona pada 11 Maret lalu, air di Kanal Venesia yang biasanya keruh dan gelap berubah menjadi jernih.
Selain itu, berdasarkan citra satelit ESA's Sentinel-5P, konsentrasi nitrogen dioksida di Italia yang diproduksi oleh mobil dan pembangkit listrik mengalami penurunan drastis sejak 1 Januari hingga 12 Maret 2020. Hal itu membuat kualitas udara yang dimiliki Italia menjadi lebih bersih.
Dilansir AFP Jumat (20/3), saat ini Italia negara dengan korban meninggal terbanyak karena virus corona melampaui China. China secara resmi melaporkan ada 3.245 kasus kematian akibat corona sejak Desember 2019.
ADVERTISEMENT