Foto: Polusi Dunia Berkurang saat Corona Mewabah

20 Maret 2020 18:21 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perbedaan kondisi polusi udara sebelum adanya wabah virus corona (atas) dan kondisi langit yang cerah selama wabah virus corona di Italia. Foto: REUTERS/Ciro De Luca dan REUTERS/Flavio Lo Scalzo
zoom-in-whitePerbesar
Perbedaan kondisi polusi udara sebelum adanya wabah virus corona (atas) dan kondisi langit yang cerah selama wabah virus corona di Italia. Foto: REUTERS/Ciro De Luca dan REUTERS/Flavio Lo Scalzo
ADVERTISEMENT
Wabah virus corona SARS-CoV-2 sudah menjadi pandemi yang menghantui seluruh manusia seluruh dunia. Namun, adanya virus ini membuat dampak positif bagi lingkungan, yakni mengurangi polusi di bumi.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, sejak merebaknya virus ini, pemerintah di beberapa negara melarang warganya untuk menghadiri acara publik. Kerumunan orang dapat mempercepat memperluas penyebaran virus ini.
Beberapa negara juga memberlakukan lockdown, sehingga tidak adanya aktivitas keluar masuk di negara tersebut untuk sementara waktu.
Langkah-langkah tersebut diterapkan untuk meminimalisir penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, China, tersebut.
Kombinasi dua gambar animasi menunjukkan fluktuasi emisi nitrogen dioksida di seluruh Eropa dari Januari 2020 hingga 11 Maret 2020. Foto: European Space Agency/Handout via Reuters
Seperti di China, polusi udara turun drastis selama wabah corona ini merebak di negara mereka. Orang-orang yang terjangkit virus harus menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara itu, orang-orang sehat harus mengurung diri di rumah masing-masing untuk menghindari penularannya.
Berdasarkan analisis Fei Liu, peneliti kualitas udara di Goddard Space Flight Center NASA, tak ada faktor lain di luar virus corona yang mampu membuat langit menjadi lebih bersih. Lockdown, kata dia, menyebabkan aktivitas manusia yang menggunakan karbon menjadi lebih sedikit.
ADVERTISEMENT
China sendiri mulai memberlakukan lockdown di Provinsi Hubei pada 23 Januari 2020.
Beda kadar polusi di China sebelum dan sesudah pandemi virus corona. Foto: Dok. Joshua Stevens/Copernicus Sentinel 5P/ESA
Suasana di kota Wenzhou, China. Foto: BORIS CAMBRELENG / AFP
Sejumlah mobil terlihat pada hari pertama Tahun Baru Imlek di Wuhan di provinsi Hubei, China. Foto: AFP/Hector RETAMAL
Seorang warga mengenakan masker berjalan di sebuah jembatan di Wuhan, Hubei, China. Foto: AFP/Hector RETAMAL
Kondisi berkurangnya polusi juga terlihat di Italia. Sejak Italia memberlakukan kebijakan lockdown total akibat virus corona pada 11 Maret lalu, air di Kanal Venesia yang biasanya keruh dan gelap berubah menjadi jernih.
Selain itu, berdasarkan citra satelit ESA's Sentinel-5P, konsentrasi nitrogen dioksida di Italia yang diproduksi oleh mobil dan pembangkit listrik mengalami penurunan drastis sejak 1 Januari hingga 12 Maret 2020. Hal itu membuat kualitas udara yang dimiliki Italia menjadi lebih bersih.
Dilansir AFP Jumat (20/3), saat ini Italia negara dengan korban meninggal terbanyak karena virus corona melampaui China. China secara resmi melaporkan ada 3.245 kasus kematian akibat corona sejak Desember 2019.
Perbedaan kondisi air yang keruh sebelum wabah corona melanda (atas) dan kondisi air yang jernih di kanal Venesia, Italia selama wabah virus corona. Foto: REUTERS/Manuel Silvestri dan Shutter Stock
Kabut tebal dan kabut asap menutupi gedung-gedung di Milan, Italia, 8 Januari 2020. Foto: REUTERS/Flavio Lo Scalzo
Jembatan Konstitusi yang sepi di Kanal Venesia, Italia. Foto: REUTERS / Manuel Silvestri
Suasana sepi di Naples, Italia. Foto: REUTERS/Ciro de Luca
Suasana sepi pengunjung di monumen Colosseum, Roma, Italia, Selasa (10/3). Foto: AFP/Alberto PIZZOLI
Seorang pria mengunakan sepeda di sekitar Duomo Square yang sepi pengunjung di Milan, Italia, Selasa (10/3). Foto: REUTERS / Flavio Lo Scalzo
ADVERTISEMENT