Foto: Purnatugas Prajurit TNI Penjaga Batas di Jantung Borneo

24 September 2020 8:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera merah putih berkibar di kawasan perbatasan Indonesia - Malaysia di Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Foto: Jessica Helena Wuysang/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Bendera merah putih berkibar di kawasan perbatasan Indonesia - Malaysia di Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Foto: Jessica Helena Wuysang/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Riuh rendah suara ratusan prajurit TNI Batalyon Infanteri (Yonif) 133/Yudha Sakti dari Kodam I/Bukit Barisan terdengar di Pelabuhan Dwikora Pontianak. Aneka tas, kardus serta plastik dibawa oleh para prajurit bersandang ransel hijau.
ADVERTISEMENT
Wajah gembira terlihat di wajah mereka saat menaiki tangga KRI Teluk Hading 538 yang akan mengantarkan mereka kembali ke daerah asal setelah melaksanakan tugas sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) di perbatasan RI-Malaysia selama sepuluh bulan.
Sejumlah anggota Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 133/Yudha Sakti berpatroli di perbatasan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Foto: Jessica Helena Wuysang/ANTARA FOTO
Terhitung dari November 2019 hingga pertengahan September 2020, sebanyak 450 prajurit TNI AD terlatih dari Yonif 133/Yudha Sakti ditugaskan di 29 pos pengamanan untuk menjaga perbatasan RI-Malaysia sektor timur wilayah Kalimantan Barat yang meliputi kabupaten Kapuas Hulu, Sintang dan Sanggau sepanjang 259 kilometer serta bertanggung jawab atas 2.410 patok batas. Selain itu mereka juga mengawasi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau dan 34 “jalan tikus” atau jalur tidak resmi.
Selama menjalankan tugas menjaga perbatasan RI-Malaysia, Yonif 133/Yudha Sakti telah berhasil menggagalkan 19 kasus penyelundupan barang-barang dari negeri jiran, 98 kasus pekerja migran ilegal dan menerima 45 senjata rakitan dari masyarakat perbatasan.
Sejumlah anggota Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 133/Yudha Sakti menuruni bukit usai memeriksa patok batas saat patroli di perbatasan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Foto: Jessica Helena Wuysang/ANTARA FOTO
Komandan Batalyon Infanteri 133/Yudha Sakti Letkol Inf Hendra Cipta menyatakan ada enam ancaman yang perlu menjadi perhatian serius dalam tugas pengamanan di kawasan perbatasan yaitu penyelundupan barang ilegal, kepemilikan senjata rakitan, pembalakan liar, penyelundupan narkoba dan minuman keras serta pekerja migran ilegal. Untuk mengantisipasi enam ancaman tersebut maka pihaknya melakukan pembinaan teritorial kepada masyarakat perbatasan.
ADVERTISEMENT
Pembinaan teritorial tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan serta memperhatikan adat istiadat di daerah setempat. Hal itu diwujudkan dalam beragam kegiatan yaitu antara lain menggelar pelayanan kesehatan untuk masyarakat, bimbingan belajar Bahasa Inggris untuk pelajar perbatasan, membuat rumah ibadah, mengajar ngaji, membangun Taman Makam Pahlawan (TMP) Dwikora, dan penyemprotan disinfektan di rumah warga.
Anggota Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 133/Yudha Sakti menuruni bukit usai memeriksa patok batas saat patroli di perbatasan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Foto: Jessica Helena Wuysang/ANTARA FOTO
Berkumpul dan bercengkrama bersama warga juga rutin dilakukan Yonif 133/Yudha Sakti. Seperti yang terlihat pada sore itu, Komandan Kompi Lettu Inf Sembiring sedang bertukar canda di sela memasak bebek rica-rica dan rendang ayam di kuali besar untuk disantap bersama warga setempat di Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu. Sementara beberapa prajurit lainnya merajang sayur di teras rumah warga.
ADVERTISEMENT
Komandan Batalyon Infanteri Yonif 133/Yudha Sakti, Letkol Inf Hendra Cipta menyatakan bahwa kehadiran prajurit TNI tidak hanya untuk menjaga kedaulatan di wilayah perbatasan tapi juga guna merangkul masyarakat dalam bingkai NKRI.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.