Foto: Sabai dan Midun, Robot Pelayan Makanan Buatan Santri Putri di Sumbar

22 Juni 2021 11:19 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah santri yang menciptakan robot Sabai dan Midun di aula robotika, Perguruan Diniyyah Putri Padangpanjang, Sumatera Barat. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah santri yang menciptakan robot Sabai dan Midun di aula robotika, Perguruan Diniyyah Putri Padangpanjang, Sumatera Barat. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Dua robot berbentuk manusia dengan nampan di tangan berisi makanan mondar-mandir di Kafe Arfe milik Perguruan Diniyyah Putri Padangpanjang, Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Robot itu sigap mengantarkan makanan dengan gerakan teratur yang menggunakan sistem remote dan sensor mengikuti garis magnet. Selain dapat mengantar makanan, robot ini juga bisa mengucapkan kalimat salam, selamat makan, dan terima kasih.
Seorang santri mengambil makanan yang diantar robot Midun di kafe Arfa, Perguruan Diniyyah Putri Padangpanjang, Sumatera Barat. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Kedua robot itu merupakan hasil karya siswa dari perguruan khusus perempuan pertama di Indonesia. Ide awalnya ketika pimpinan perguruan berkunjung ke Jepang terkesan dengan robot yang menyambut tamu, akhirnya dengan bantuan instruktur pembimbing dibuatlah robot Sabai.
Pembimbing bersama 10 santri kelas XII dan XI IPA merancang Sabai menggunakan pemrograman arduinomega, motor, sensor gerak, dan baterai 14,7 volt, yang dioperasikan dengan remote.
Seorang santri mengisi daya baterai robot Sabai dan Midun di aula robotika, Perguruan Diniyyah Putri Padangpanjang, Sumatera Barat. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Setelah dua bulan merancang Sabai yang menghabiskan anggaran Rp 10 juta, santri merancang Midun yang beroperasi dengan metode "line follower" atau mengikuti garis magnet.
ADVERTISEMENT
Perguruan Diniyyah Putri merupakan pondok pesantren modern khusus putri yang didirikan oleh Rahmah El Yunusiyyah pada 1923. Rahmah juga merupakan salah satu tokoh utama pendukung Sumpah Pemuda 1928.
Seorang santri memasang kepala robot Midun di aula robotika, Perguruan Diniyyah Putri Padangpanjang, Sumatera Barat. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Santri-santri tidak hanya pandai mengaji, tetapi juga bisa berinovasi di bidang teknologi. Diciptakannya robot itu seiring lahirnya sebuah kurikulum yang dinamakan QUBA (Quran Sunnah Qalbu Brain Attitude), sehingga setiap santri akan diberikan waktu untuk membuat sebuah karya.
Para santri putri belajar membuat robot di divisi Diniyyah Robotika (Diro), yakni sebuah divisi otonom yang memfasilitasi santri dalam mengenali dan memahami bidang robotika dengan konsep keilmuan Science, Technology, Engineering, Art, and Math (STEAM).
***