Foto: Syiar Islam Pesantren Nuu Waar, Bekasi

11 Mei 2021 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah santri bercengkrama di Masjid Pondok Pesantren Nuu Waar. Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah santri bercengkrama di Masjid Pondok Pesantren Nuu Waar. Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Lantunan ayat suci Al-Quran bersahutan dari dalam masjid yang belum rampung dibangun. Barisan santri duduk rapi melingkar membuka lembar demi lembar Quran. Sesekali ustaz pembimbing mengawasi dari belakang. Tak lama kemudian, sejumlah santri lain bergegas masuk turut bergabung.
ADVERTISEMENT
Itulah sekelumit kisah suatu sore di Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN), Kampung Bunut, Desa Tamansari, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.
Seorang santri membersihkan diri sebelum mengikuti kegiatan khatam Al Quran di Pondok Pesantren Nuu Waar. Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Pesantren yang berada jauh dari hiruk pikuk perkotaan itu didirikan ustaz Fadlan Garamatan pada tahun 2012. Saat ini, ponpes membina 750 santri yang 80 persennya berasal dari Papua dan telah meluluskan 3.700 santri sejak masa berdirinya.
"Nuu Waar artinya negeri yang menyimpan cahaya rahasia. Dahulu kata Nuu Waar digunakan masyarakat Papua untuk menyebut pulau terbesar di ujung timur Indonesia itu, sebelum penyematan nama Irian atau Papua," ungkap ustaz kelahiran Fakfak, Papua Barat, itu.
Sejumlah santri membaca Al Quran di Masjid Pondok Pesantren Nuu Waar. Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Fadlan menjelaskan, secara historis jejak penyebaran Islam di Bumi Cenderawasih dimulai pada abad ke-12 oleh Kerajaan Samudra Pasai, jauh sebelum bangsa Portugis dan Belanda menjejakkan kakinya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Melanjutkan jejak syiar pendahulunya, ustaz Fadlan mendirikan pesantren ini agar generasi penerus dari Indonesia Timur yang dibinanya mempunyai ilmu, iman, dan Al-Quran dalam jiwanya sebagai bekal untuk membangun kampung halaman mereka di kemudian hari.
Selain mengajarkan ilmu agama, Pesantren Nuu Waar juga mendidik santri memahami wawasan kebangsaan.
Sejumlah santri tertidur usai mengikuti kegiatan khatam Al Quran di Pondok Pesantren Nuu Waar. Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
"Ruh akidah Islam ditanamkan, tapi ruh Indonesia juga diberikan," kata Fadlan.
Pesantren Nuu Waar dikelola tanpa memungut biaya sepeser pun kepada santrinya. Kegiatan pendidikan keagaman serta pendidikan formil berlangsung dari jenjang SD hingga SMA, sedangkan untuk perguruan tinggi pihak ponpes mengakomodir melalui kerja sama dengan mitra lembaga pendidikan dan universitas.
Sejumlah coretan di pintu loker santri Pondok Pesantren Nuu Waar. Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Khusus di bulan Ramadhan tahun ini, pesantren memfokuskan pada kegiatan khatam Al-Quran sebanyak 4.000 kali kepada santri. Satu hari minimal tiap santri menyetor 15 juz.
ADVERTISEMENT
Ponpes Nuu Waar mengajarkan santri tentang kemandirian, membentuk mental dan toleransi serta keramahan dengan lingkungan. Juga, membina santri untuk mengenal Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.
***