Foto: Wali Kota Bogota Gelar Rekonsiliasi soal Kebrutalan Polisi di Kolombia

Seorang pria melihat foto dan pesan di depan tempat petugas polisi menyetrum Javier Ordonez, yang meninggal setelah ditahan, di Bogota, Kolombia. Foto: Luisa Gonzalez/REUTERS

Wali Kota Bogota, Caudia Lopez memohon pengampunan dan menyerukan rekonsiliasi usai aksi protes di Ibu Kota Kolombia yang menewaskan 10 warga sipil dan ratusan lainnya luka-luka, di Bogota, Kolombia, Minggu (13/9) waktu setempat.

"Kami di sini hari ini untuk meminta maaf kepada semua korban kebrutalan polisi," kata Wali Kota Claudia Lopez dalam acara yang disiarkan televisi untuk memperingati para korban protes, dilansir Reuters.

Demonstran di Bogota dan kota satelit Soacha, minggu ini, memprotes kematian Javier Ordonez, akibat berulang kali disetrum dengan senjata bius oleh polisi. Dia kemudian meninggal di rumah sakit.

Wali Kota Bogota, Claudia Lopez, menghibur kerabat salah satu orang yang tewas dalam protes terhadap kebrutalan polisi, dalam upacara rekonsiliasi setelah protes di Bogota, Kolombia, Minggu (13/9). Foto: Courtesy of Mayor's Office of Bogota/Handout via REUTERS

Tujuh orang muda, termasuk remaja, tewas setelah ditembak di Bogota selama protes pada Rabu (9/9) lalu. Tiga orang lainnya tewas sehubungan dengan protes pada Kamis (10/9) malam, termasuk seorang wanita yang ditabrak bus umum curian. Selain itu, tiga orang juga tewas di Soacha selama demonstrasi.

Ratusan warga sipil terluka dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi, dengan puluhan lainnya luka-luka akibat tembakan di Bogota. Hampir 200 petugas polisi juga terluka, sementara setidaknya 60 kantor polisi dirusak, serta puluhan kendaraan angkutan umum.

Menanggapi kondisi ini, Lopez mengulangi seruannya agar polisi diubah menjadi organisasi sipil daripada militer. Polisi Kolombia berada di bawah yurisdiksi Kementerian Pertahanan.

3+

(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.)