G20 Siap Bantu Warga Afghanistan Tanpa Akui Taliban

14 Oktober 2021 4:42 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Afghanistan berjalan menuju perbatasan Afghanistan-Iran di Zaranj. Foto: JAVED TANVEER/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Warga Afghanistan berjalan menuju perbatasan Afghanistan-Iran di Zaranj. Foto: JAVED TANVEER/AFP
ADVERTISEMENT
Para pemimpin negara anggota G20 menyatakan siap membantu mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan. Mereka pun bersedia jika harus berkoordinasi dengan Taliban, meski ditegaskan bahwa ini bukan berarti mereka mengakui pemerintahan kelompok itu.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Italia Mario Draghi pada Selasa (12/10) setelah menjadi tuan rumah pertemuan darurat pemimpin negara anggota G20.
Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan banyak pemimpin Eropa akan ambil bagian untuk membantu Afghanistan. Sementara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak ikut dalam pertemuan tersebut, menunjukkan posisi internasional yang berbeda dalam keadaan darurat.
Namun, Draghi memastikan ketidakhadiran dua pemimpin itu tidak mengurangi pentingnya pertemuan yang diselenggarakan oleh Italia, Ketua G20 saat ini.
"Pada dasarnya ada konvergensi pandangan tentang perlunya menangani keadaan darurat kemanusiaan," kata Draghi kepada wartawan di akhir konferensi virtual itu, dikutip dari Reuters.
"Sangat sulit untuk melihat bagaimana Anda dapat membantu orang-orang di Afghanistan tanpa melibatkan Taliban. Tetapi itu tidak berarti mengakui mereka," imbuh dia.
Ilustrasi G20. Foto: Shutter Stock
Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus 2021, negara itu tengah mengalami kehancuran ekonomi dan meningkatkan momok eksodus pengungsi. Padahal Afghanistan telah berjuang dengan kekeringan dan kemiskinan parah setelah perang selama beberapa dekade terakhir.
ADVERTISEMENT
Sebab itu, muncul kesepakatan bulat di antara para pemimpin negara anggota G20 tentang perlunya mengurangi krisis di Afghanistan mengingat bank di negara itu kehabisan uang, pegawai negeri belum dibayar dan harga pangan melonjak, serta jutaan orang terancam kelaparan parah.
"Ini adalah respons multilateral pertama terhadap krisis Afghanistan. Multilateralisme akan kembali dengan susah payah, tetapi akan kembali," tegas Draghi.
Lebih lanjut, Draghi mengungkap sebagian besar upaya bantuan akan disalurkan melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ada pula bantuan langsung ke Afghanistan meski sebagian besar negara tegas menolak secara resmi mengakui pemerintahan Taliban.
Untuk saat ini, negara-negara G20 masih akan akan menilai Taliban berdasarkan perbuatan mereka ke depannya, bukan berdasarkan kata-kata. Sebab Taliban belum juga memenuhi sejumlah janjinya kepada dunia pasca pengambilalihan, seperti dalam hal mendukung hak-hak perempuan.
ADVERTISEMENT
Draghi mengatakan dunia sangat prihatin dengan nasib perempuan di negara miskin itu.
"Saat ini kami tidak melihat kemajuan," ujar dia.
Anak-anak berjalan ke sungai dari desa mereka, di Bamiyan, Afghanistan. Foto: Bulent Kilic/AFP
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan para pemimpin G20 juga telah membahas kebutuhan kritis untuk mempertahankan upaya pemberantasan kontra terorisme yang berkelanjutan, termasuk terhadap ancaman dari ISIS-K.
Dalam pernyataan bersama setelah pertemuan ini, para pemimpin G20 meminta Taliban untuk menangani kelompok-kelompok militan yang beroperasi di luar negeri. Mereka juga mewanti-wanti kembali program kemanusiaan Taliban di masa depan harus fokus pada perempuan termasuk anak-anak, dan bahwa jalan yang aman harus diberikan kepada warga Afghanistan yang ingin meninggalkan negara itu.
Seorang anggota Taliban mengendarai kuda saat ia dan yang lainnya mengunjungi taman hiburan di waduk Qargha Kabul, di pinggiran Kabul, Afghanistan, Sabtu (9/10). Foto: Jorge Silva/REUTERS
Di sisi lain menjelang pertemuan itu, China menuntut agar sanksi ekonomi terhadap Afghanistan dicabut dan miliaran dolar aset internasional Afghanistan dibekukan dan diserahkan kembali ke Kabul.
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat dan Inggris yang banyak menahan aset Afghanistan menolak upaya ini, meski masalah itu tak disebutkan dalam pernyataan akhir konferensi pers.
Pertemuan pada Selasa tersebut dilakukan kurang dari tiga minggu sebelum KTT resmi para pemimpin G20 di Roma pada 30-31 Oktober 2021. Pertemuan KTT resmi akan berfokus pada perubahan iklim, pemulihan ekonomi global, mengatasi kekurangan gizi, dan pandemi COVID-19.