Gandeng Dukcapil, Unsyiah Jadi Kampus Pertama di Sumatera Alihkan NIM ke NIK

11 Juli 2020 9:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi e-KTP. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi e-KTP. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah serius mewujudkan era satu data nasional menuju nomor identitas tunggal atau single identity number. Hal ini dibuktikan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kemendagri dengan mengintegrasikan data kependudukan.
ADVERTISEMENT
Integrasi data ini juga berdampak pada Nomor Induk Mahasiswa (NIM) yang akan dihapuskan secara bertahap. Dalam implementasinya, secara bertahap akan digunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai NIM, sehingga data mahasiswa perguruan tinggi/ kampus akan ada dalam satu sistem yang sama.
Dari ujung Barat Indonesia, Provinsi Aceh tak mau ketinggalan menerapkan sistem ini. Ditandai dengan kerja sama Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dengan Ditjen Dukcapil Kemendagri untuk mengintegrasi NIM ke NIK, Unsyiah pun menjadi kampus pertama di Sumatera yang melakukan integrasi ini.
Penandatanganan perjanjian kerja sama Ditjen Dukcapil Kemendagri dengan Unsyiah soal intergrasi NIM ke NIK. Foto: Ditjen Dukcapil Kemendagri
Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh, menyebut, pihaknya hingga kini telah menjalin kerja sama lebih dari 2.300 lembaga untuk penguatan big data di Indonesia.
"Ada beberapa kampus di Indonesia yang telah mengintegrasikan nomor identitas mahasiswanya ke dalam NIK. Unsyiah tercatat sebagai universitas pertama di Pulau Sumatera yang menandatangani kerja sama ini. Saya sangat mengapresiasi langkah Unsyiah yang telah membantu pemerintah memasuki era baru pencatatan kependudukan,” ujar Zudan usai menandatangani perjanjian kerja sama tersebut di Balai Senat Unsyiah, Jumat (10/7).
ADVERTISEMENT
Zudan mengungkapkan salah satu masalah besar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah pendataan. Oleh karena itu, dengan konsep big data yang tepat dan lengkap, maka setiap orang akan terdata dengan baik. Hal sama juga akan terjadi di Unsyiah setalah mengintegrasikan NIM ke NIK.
“Jadi semua mahasiswa dan alumni akan terdata dengan baik, Unsyiah akan tahu mereka kerja di mana, tinggal di mana, keahliannya apa, hingga prestasinya. Ini memudahkan Unsyiah untuk men-tracking para alumninya,” ujar Zudan.
Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrullah. Foto: Instagram @zudanarifofficial
Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof. Samsul Rizal mengatakan, integrasi ini akan diterapkan mulai tahun ajaran baru 2020. Dengan demikian penyatuan nomor identitas bakal memudahkan verifikasi data mahasiswa dan efektivitas kerja kampusnya.
“Langkah ini untuk mendukung program pemerintah yang sedang menggalakkan transformasi data menuju single identity number. Jadi setiap orang memiliki satu nomor identitas untuk banyak keperluan, cara ini juga dapat membantu Unsyiah melacak dan menghimpun para alumni yang tersebar di berbagai daerah,” kata Samsul.
ADVERTISEMENT
Samsul gembira karena kerja sama ini juga akan mengefektifkan fungsi dan peran kedua belah pihak dalam memverifikasi dan validasi data, baik untuk calon mahasiswa, calon dosen, hingga civitas akademika Unsyiah.
Lebih lanjut, dia berharap kerja sama ini dapat berlanjut di bidang lainnya. Terlebih lagi, Unsyiah memiliki banyak ahli IT yang dapat membantu Dukcapil dalam pengelolaan data, sehingga bermanfaat bagi pembangunan bangsa.
————-----------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona