Ganjar Bentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting di Jateng

19 Mei 2022 22:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meresmikan Gedung Jepara Islamic Center (JIC) di Kecamatan Pakis Aji, Jepara, Jawa Tengah, Kamis (12/5/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meresmikan Gedung Jepara Islamic Center (JIC) di Kecamatan Pakis Aji, Jepara, Jawa Tengah, Kamis (12/5/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting pada Kamis (19/5). Tim ini diharapkan mampu menekan angka stunting pada anak.
ADVERTISEMENT
Jateng masuk dalam 12 provinsi yang diprioritaskan Presiden Jokowi dalam pengentasan stunting pada anak. Studi Status Gizi Indonesia mencatat, angka stunting di Jateng pada 2021 berada di angka 20 persen.
Ganjar mengatakan, langkah pertama yang harus dilakukan tim ini adalah mencari data ibu hamil sebanyak mungkin melalui program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng yang digagas sejak 2016.
Menurutnya, ada 20 persen kasus kandungan bermasalah di Jateng. Ganjar mendorong TPPS, BKKBN dan perguruan tinggi memberikan pendampingan.
"Kira-kira dari kandungan yang bermasalah itu 20 persen. Maka 20 persen ini harus ada yang mendampingi. Bisa BKKBN, atau mengajak perguruan tinggi melalui one student one client. Jadi satu mahasiswa mendampingi ibu hamil," kata Ganjar.
Balita menerima makanan bergizi dari relawan Omaba di Bandung. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Ganjar menambahkan, jika data ibu hamil sudah terkumpul dan ada yang mendampingi, akan langsung dilakukan edukasi hingga intervensi dari pihak berwenang.
ADVERTISEMENT
"Kalau itu sudah semua, edukasi kepada masyarakat. Ada banyak yang bisa kita libatkan, mungkin intervensi gizi, kesejahteraan, akses kesehatan. Seringkali akses ini tidak mudah dan mereka diam saja, ini bahaya. Maka perlu dicari," ujar Ganjar.
Lebih lanjut, Ganjar mengimbau kepada pasangan yang ingin menikah agar tiga bulan sebelum menikah memastikan kondisi kesehatannya. Dengan pencegahan dini, angka stunting atau gizi buruk bisa ditekan.
"Mudah-mudahan pencegahan makin dini bisa dilakukan. Tiga bulan sebelum nikah harapannya suami istri dicek kesehatannya. Kalau dua-duanya sehat, insya Allah ini bisa mencegah. Jadi improvement perbaikan sistem terus kita lakukan," tutur Ganjar.