Ganjar Dukung Skripsi Diganti Pengabdian Desa Sebagai Syarat Lulus Mahasiswa

18 Februari 2020 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendukung usulan Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar agar mahasiswa turun melakukan pengabdian ke desa-desa. Sehingga skripsi tak menjadi satu-satunya syarat kelulusan para mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Menurut Ganjar Pranowo, usulan itu sangat bagus. Tujuannya agar pembangunan di desa semakin cepat.
"Ini ide yang sangat bagus. Saya mendukung penuh ide ini karena desa memang butuh kaum-kaum cendekiawan untuk maju," kata Ganjar saat Rapat Kerja Percepatan Penyaluran Dana Desa di Holy Stadium Marina, Semarang, Selasa (18/2).
Penjernih Air di Desa Rasau Jaya Satu dan Rasau Jaya Tiga, Kubu Raya, Kalimantan Barat. Foto: Dok. UGM
Berbagai persoalan desa lanjut Ganjar bisa dikoordinasikan dengan sumber daya perguruan tinggi. Jika seluruh desa dapat didampingi rutin dan berkelanjutan, maka semua pasti akan lebih mudah.
"Karena pasti berbasis riset, persoalan terumuskan dengan baik, perencanaan pembangunan baik dan berkelanjutan. Ini ide bagus, mahasiswa tidak hanya wajib membuat skripsi, namun pengabdian di desa itu bisa menjadi tugas akhir yang kongkret," terangnya.
"Ada yang menggarap desa wisata, desa tangguh bencana dan lainnya. Dengan program ini, maka pendampingan masyarakat desa akan semakin sempurna," lanjut Ganjar.
Warga menonton penampilan grup musik tradisional dalam acara penyambutan para tamu di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok, NTB. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Usulan tersebut merespons rencana Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar. Pihaknya kini tengah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk percepatan pembangunan desa.
ADVERTISEMENT
Halim ingin agar skripsi tidak hanya menjadi satu-satunya syarat kelulusan, namun bisa diganti dengan pengabdian di desa-desa tertinggal.
"Saya mengusulkan agar mahasiswa tidak hanya membuat skripsi sebagai persyaratan meraih predikat sarjana, gantinya skripsi, mahasiswa bisa mengabdi di desa untuk aplikasi ilmunya dan membantu desa semakin cepat berkembang," ujar Halim.
Usulan itu, kata Halim, sudah ditindaklanjuti oleh Kemendikbud. Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengumpulkan para rektor perguruan tinggi untuk merealisasikan program ini.
Ilustrasi Lulus Kuliah Foto: Shutterstock
"Jadi nanti para kepala desa, bisa memanfaatkan program ini. Mahasiswa yang datang, bisa diajak berdiskusi untuk menyelesaikan masalah desa dan menyusun program-program pembangunan di desa," tegasnya.
Hadir dalam rapat tersebut, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan, Astera Primanto, Direktur Pertamina, Nicke Widyawati dan jajaran tamu penting lainnya. Seluruh kepala desa, camat, bupati/wali kota juga hadir dalam acara tersebut.
ADVERTISEMENT