Ganjar Kenang Cornelis Lay: Beliau Guru Saya, Pendorong Saya Masuk Politik

5 Agustus 2020 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat melayat ke rumah duka Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM, Prof Cornelis Lay. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat melayat ke rumah duka Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM, Prof Cornelis Lay. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, merupakan salah satu pejabat publik yang datang melayat ke rumah duka Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, Prof Cornelis Lay, di Perum Cemara, Maguwoharjo, Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Rabu (5/8).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Tjahjo Kumolo, juga melayat ke rumah duka.
Dalam kunjungan itu, Ganjar bercerita Prof Cornelis Lau merupakan sosok yang membuatnya masuk ke dunia politik. Ganjar mengatakan, pada 2003 dia ditelepon oleh Prof Cornelis untuk ikut mendirikan badan diklat di PDI Perjuangan.
"Saya enggak kenal Mas Coni sebenarnya. Waktu saya mulai bribik-bribik kerja di Jakarta magang tiba-tiba seorang menelepon saya, judulnya PDI Perjuangan akan membuat badan diklat partai lalu bilang Mas Ganjar tolong bantu itu," kata Ganjar, Rabu (5/8).
"Saya kaget itu siapa? 'Saya Cornelis Lay'. Waktu itu dia masih berkantor di staf Wapres sekitar tahun 2003," tambahnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kanan) saat melayat ke rumah duka Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM, Prof Cornelis Lay. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Setelah itu, Ganjar menyebut Prof Cornelis terus mendorong dirinya agar masuk ke partai. Tidak lama, Ganjar memutuskan bergabung dengan PDIP.
ADVERTISEMENT
"Beliau yang mendorong saya untuk ikut di Badiklat Partai PDI Perjuangan dan saat itu saya bergabung bener, terus kemudian diajak ngajar keliling ke mana-mana," katanya.
"Mas Conie yang mendorong 'udah terjun aja ke politik' beliau guru saya. Waktu saya dua periode di dewan, dua periode gubernur Mas Conie selalu memberi catatan kritis juga mengkritik memberikan solusi alternatif termasuk informasi. Itu pertama respek saya sama beliau setelah itu saya dekat sekali," ujarnya.
Ganjar mengaku kaget ketika mendapat kabar Cornelis Lay meninggal dunia. Sebab selama ini dirinya tidak mengetahui jika almarhum sudah lama dirawat di rumah sakit.
Politisi PDIP itu menuturkan, dirinya terkahir berkomunikasi dengan almarhum saat lebaran Idul Adha kemarin.
ADVERTISEMENT
"Terkejut saya tidak dikabari ketika ngirim WA ke saya beliau sedang di rumah sakit. Saya biasanya kalau ke Jogja mesti mampir dan ngobrol panjang. Selama pandemi ini kita WA-WA saja saya mau main tentu situasinya agak tidak bagus," tutur dia.
Cornelis Lay, meninggal dunia pada Rabu (5/8). Cornelis menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pada pukul 04.00 WIB akibat penyakit jantung.
Cornelis sendiri lahir 6 September 1959 di Kupang, Nusa Tenggara Timur dan terkenal cukup dekat dengan PDI Perjuangan, Cornelis pernah menjadi Ketua Tim Ahli dan Pakar Politik Tim Pemenangan dan Perumus Joko Widodo-Jusuf Kalla. Almarhum juga pernah dipercaya menjadi penasihat politik Megawati Soekarnoputri.