Ganjar Sebut Serapan Anggaran Penanganan COVID-19 di Jateng Sudah 17,28%

24 Juli 2021 17:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di lokasi Api Abadi Mrapen, Grobogan. Foto: Pemprov Jawa Tengah
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di lokasi Api Abadi Mrapen, Grobogan. Foto: Pemprov Jawa Tengah
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengklarifikasi serapan anggaran penanganan COVID-19 di Jateng bukan 0,15 persen, seperti yang beredar di media. Hingga data per 22 Juli 2021, serapan sudah mencapai 15,65 persen dan bertambah jadi 17,28 persen pada 24 Juli.
ADVERTISEMENT
“Ini penting untuk clearance, karena kemarin bully sudah terjadi, hoaks sudah terjadi. Orang bertanya, saya jelaskan. Ada media yang nulis, sayangnya tidak wawancara saya, maka ini banyak yang bertanya, saya kasih data ini,” kata Ganjar kepada wartawan, Sabtu (24/7).
Ganjar menjelaskan, amanat refocusing pemerintah pusat menganggarkan 8 persen dari dana alokasi umum (DAU) berjumlah Rp 283 miliar, yang terbagi dalam lima item penganggaran. Lima item tersebut adalah penanganan COVID-19, dukungan vaksinasi, dukungan pada kelurahan, insentif tenaga kesehatan, dan belanja kesehatan lainnya.
Hingga hari ini total serapan anggaran telah mencapai Rp 49.040.562.303 atau 17,28 persen. Di antaranya sudah termasuk pemberian insentif untuk nakes sebesar Rp 39.895.216.303 atau 66,31 persen.
“Dukungan vaksinasi sudah relatif berjalan, untuk desa kelurahan juga sudah berjalan,” ucap Ganjar.
ADVERTISEMENT
Angka 17 persen yang sudah diserap adalah catatan yang sudah melakukan pembayaran. Masih sudah ada beberapa kegiatan yang berjalan atau sedang dalam proses pengadaan.
“Karena semua masih berjalan, kita beli peralatan, kita beli alat whole genome sequencing kita perlu waktu, kalau barangnya datang kita bayar. Kita juga menyiapkan beli ambulans, peralatan kesehatan sesuai kebutuhan dan perkembangan. Ini sudah kita order semua, barang datang kita bayar dan saya minta lakukan percepatan,” jelasnya.
Percepatan pengadaan ini juga termasuk dalam proses administrasi di inspektorat. Sebab, pengadaan barang dan pembelanjaan anggaran di Pemprov Jateng harus melewati pemeriksaan inspektorat terlebih dahulu.
“Karena sebelum dibelanjakan dalam konteks darurat ini memang harus direview oleh inspektorat semuanya. Saya minta harus dipercepat,” tegasnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan pengecekan penanganan Covid-19 di RSUD Dr Loekmono Hadi, Kudus, Senin (31/5). Foto: Pemprov Jateng
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng, Prasetyo Aribowo, menyebut rencana pembelanjaan DAU mengalami perubahan berdasarkan perkembangan di lapangan.
ADVERTISEMENT
“Pada awal Juli, angka itu kita reassesment ulang penggunaannya, karena waktu itu kita tidak tahu varian delta demikian cepat. Sehingga beberapa kita tunda, misalnya pelatihan bimtek untuk promosi kesehatan kita tunda karena kita fokus untuk COVID,” tutur Prasetyo.
Ia memastikan serapan anggaran akan terus bertambah karena sudah ada sejumlah rencana pembelanjaan, khususnya dalam penanganan pandemi COVID-19. Misalnya, untuk pembelian reagen dalam rangka peningkatan testing dan tracing, serta dukungan fasilitasi untuk rumah sakit darurat.
Di lain pihak, penanganan COVID-19 di Jateng sebenarnya tidak hanya mengandalkan anggaran refocusing DAU, tetapi juga memanfaatkan dana dari CSR perusahaan.
“Misalnya kita menerima dari Shopee, Pertamina berupa oksigen, tabung liquid. Semuanya itu kita dorong untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit,” tutup Prasetyo.
ADVERTISEMENT