Ganjar Tinjau Korban Banjir Pekalongan, Usul Pengungsian Disekat Cegah COVID-19

17 Februari 2021 16:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi ratusan pengungsi di Aula Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Rabu (17/2). Foto: Pemprov DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi ratusan pengungsi di Aula Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Rabu (17/2). Foto: Pemprov DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi ratusan pengungsi di Aula Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Rabu (17/2). Saat tiba di lokasi, Ganjar langsung disambut ratusan pengungsi yang telah 14 hari berada di sana.
ADVERTISEMENT
Lokasi gedung yang cukup sempit membuat para pengungsi berjubal. Tidak ada batas-batas penyekat antara satu pengungsi dengan lainnya. Padahal, di lokasi itu tak hanya orang dewasa, namun ada juga balita, lansia dan ibu hamil.
Menurut keterangan Kasi Kesiapsiagaan dan Kebencanaan BPBD Pekalongan, Dimas Arga, total pengungsi di Kota Pekalongan ada 17.00-an dan tersebar di 19 lokasi. Sementara yang menempati gedung aula Kecamatan Pekalongan Barat itu ada sekitar 230 pengungsi.
Melihat kondisi itu, Ganjar langsung memanggil Wakil Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid, dan Kepala BPBD Pekalongan. Kepada keduanya, Ganjar meminta agar pengungsian disekat-sekat untuk menghindari penularan COVID-19.
"Kalau seperti ini bahaya pak. Tolong disekat, contohnya seperti pengungsian di Merapi itu, itu bagus disekat-sekat per keluarga, sehingga potensi penularan COVID-19 bisa ditekan," kata Ganjar.
Sejumlah kendaraan melaju pelan di jalan pantura yang terdampak banjir di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/2). Foto: Harviyan Perdana Putra/ANTARA FOTO
Selain itu, Ganjar juga meminta pengungsi disebar ke sejumlah titik, mengingat di tempat itu terlalu sesak jumlahnya. Ganjar meminta Pemda Pekalongan memanfaatkan gedung-gedung sekolah yang ada untuk pengungsian.
ADVERTISEMENT
"Tadi sudah sepakat dengan pak Wakil Wali Kota, mudah-mudahan mulai besok sudah disekat-sekat agar para pengungsi ini harapannya punya satu ruang per keluarga. Kalau kurang, bisa mencari tempat lain yang terdekat, bisa gedung SD dan lainnya," katanya.
Dengan penyekatan dan penyebaran pengungsi itu, maka masyarakat akan lebih nyaman, termasuk pemenuhan kebutuhan lain seperti selimut, alas tidur bisa dipenuhi. Selain nyaman, hal itu bisa mengurangi potensi penyebaran kasus COVID-19.
"Apalagi cuaca masih seperti ini, maka kita harus menyiapkan dalam waktu yang lebih. BMKG sudah mengingatkan, puncak musim hujan sampai akhir Februari, meskipun pada Maret sampai April masih terjadi curah hujan. Jadi inilah yang mesti kita respons dengan cepat," tegasnya.
Foto udara sejumlah kendaraan melaju pelan di jalan pantura yang terdampak banjir di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/2). Foto: Harviyan Perdana Putra/Antara Foto
Ganjar juga meminta Dinas Kesehatan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk pemeriksaan COVID-19. Ia berharap, jika alat pendeteksi COVID-19 dari UGM, GeNose, sudah dikirim ke Jawa Tengah, maka bisa dikirim ke tempat-tempat pengungsian seperti ini.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan minggu ini atau minggu depan sudah datang, nanti saya kirim ke sini untuk pengetesan. Begitu semuanya negatif, maka lokasi ini harus dikunci dan semua pendatang dibatasi serta dipastikan sehat," tegasnya.
Disinggung terkait penanganan banjir di Pekalongan, Ganjar mengatakan, semua sedang berjalan secara bertahap. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dari hulu sampai hilir untuk mempercepat persoalan ini.
"Kami bagi tugas. Khusus Kota Pekalongan ini, kita sudah buat design-nya, semua harus konsentrasi bareng-bareng. Pak Wali menata saluran air di kotanya, saya menata sungai dan tanggul laut saya sudah bicara dengan Kementerian PUPR itu terus berjalan. Beberapa kontrak pekerjaan fisik juga masih terus dilakukan, akan saya pantau dan kawal terus agar progresnya bisa cepat," pungkasnya.
Foto udara sejumlah kendaraan melaju pelan di jalan pantura yang terdampak banjir di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/2). Foto: Harviyan Perdana Putra/Antara Foto
Sementara itu, salah satu pengungsi, Anik (26) sepakat dengan usulan Ganjar agar lokasi pengungsian disekat. Sebab kondisi saat ini memang mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT
"Ya takut tertular COVID-19 kalau seperti ini, apalagi saya bawa anak kecil. Tapi mau gimana lagi, cuma di sini tempatnya," ujarnya.
Anik berharap usulan Ganjar itu bisa segera direalisasikan, agar para pengungsi lebih aman dan nyaman. Ia juga berharap para pengungsi diperiksa rapid test antigen atau swab PCR. Sebab selama mengungsi 14 hari, belum ada pemeriksaan itu.
"Hanya diperiksa kesehatannya saja, tidak ada pemeriksaan khusus COVID. Ya harapannya diperiksa, jadi semuanya bisa aman," pungkasnya.
Selain mengecek pengungsi, Ganjar juga mengecek lokasi banjir di Desa Pasir Kraton Kramat. Dengan berjalan kaki, Ganjar menyusuri gang dengan ketinggian air sampai sepusar orang dewasa. Ganjar juga menyempatkan diri menengok dapur umum yang ada di dekat lokasi bencana.
ADVERTISEMENT