Ganjar Undang Eks Tim Peneliti Vaksin Nusantara: Jangan Sampai Bernuansa Politik

22 April 2021 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada acara Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi Stranas PK 2021-2022 yang digelar KPK secara daring, Selasa (13/4). Foto: Pemprov Jateng
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada acara Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi Stranas PK 2021-2022 yang digelar KPK secara daring, Selasa (13/4). Foto: Pemprov Jateng
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengundang eks tim peneliti vaksin Nusantara atau vaksin dendritik pada Kamis (22/4) ke kantor Gubernur Jateng. Pertemuan itu digelar tertutup dan berlangsung sekitar satu jam. Dalam pertemuan itu, sejumlah eks peneliti vaksin Nusantara dari Universitas Diponegoro, Dinas Kesehatan Provinsi Jateng hingga RSUP Dr Kariadi, hadir. Namun tidak disebut siapa saja nama-nama eks peneliti dari calon vaksin yang oleh BPOM diminta melakukan perbaikan (corrective action) sesuai standar itu.
ADVERTISEMENT
Ganjar mengaku sengaja mengundang eks tim peneliti vaksin itu untuk meminta kejelasan. Sebab, selama ini ia tidak pernah mendapatkan laporan mengenai perkembangan vaksin yang diprakarsai Terawan Agus Putranto saat masih menjabat Menkes itu.
RSUD Dr Moewardi di Surakarta, Jawa Tengah Foto: RS Moewardi
Padahal site research pada uji coba tahap pertama berada di RSUP Dr Kariadi, Semarang, yang berada di bawah Kemenkes. Selain itu RSUD Dr Moewardi Surakarta juga ikut dilibatkan.
Selain itu, dia juga ingin mengetahui apa sebenarnya permasalahan yang terjadi dalam penelitian vaksin yang kini berpindah ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, itu.
Suasana depan RSPAD Gatot Soebroto Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Kalau masalahnya apa, ya saya tidak tahu. Apakah di izin, apakah di metode, saya tidak tahu. Justru ketika saya nonton televisi lihat di berita prosesnya jalan lagi di RSPAD, lho berarti tidak ada masalah, terus apa yang kemarin ramai-ramai," tutur Ganjar.
ADVERTISEMENT
"Saya juga tanya hasil yang sudah pernah dicapai pada fase pertama, tapi belum bisa dijawab. Mudah-mudahan pekan depan sudah ada laporannya," sambungnya.
Ganjar berharap persoalan vaksin Nusantara dapat segera diselesaikan agar tidak menimbulkan tanda tanya di tengah masyarakat. Apalagi, kesan politisasi terus menerus digaungkan.
"Jadi saya bisa jelaskan ke publik sehingga tidak jadi kontroversi dan jangan sampai ada nuansa politik mengemuka. Kita kan masih butuh vaksin lebih banyak," kata Ganjar.
Kementerian Kesehatan RI RSUP dr. kariadi Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Pengembangan dan penelitian vaksin Nusantara sebelumnya sempat dilakukan di RSUP Dr Kariadi Semarag. Melibatkan tim peneliti dari Universitas Diponegoro.
Namun, Humas RS Kariadi Parna mengatakan, pihaknya tidak lagi dilibatkan dalam pengembangan vaksin yang menggandeng AIVITA Biomedical, USA, ini. Parna tidak menjelaskan secara detail kapan institusinya mulai tak dilibatkan lagi.
ADVERTISEMENT
"Memang sudah enggak ada lagi penelitiannya di RSUP Kariadi. Sudah disetop," ujar Parna saat dihubungi, Kamis (15/9).
Terawan suntikkan vaksin Nusantara ke Aburizal Bakrie di RSPAD, Jumat (16/4). Foto: Lalu Mara
Namun, pekan lalu sejumlah anggota DPR dan public figur mendatangi RSPAD dalam rangka pengambilan sampel darah guna diproses/dikultur selama 7 hari untuk kemudian disuntikkan lagi. Mereka menyebut sebagai relawan uji coba vaksin Nusantara fase II.
Bahkan eks Ketum Golkar Aburizal Bakrie lebih dulu diambil sampelnya dan hasil dari proses selama 7 hari disuntikkan kembali ke tubuhnya oleh Terawan sendiri.