Gatot hingga Din Deklarasi KAMI di DIY: Jangan Berhenti Tangan Mendayung

4 September 2020 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Din Syamsuddin (tengah) pada deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia. Foto: Youtube/Realita TV
zoom-in-whitePerbesar
Din Syamsuddin (tengah) pada deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia. Foto: Youtube/Realita TV
ADVERTISEMENT
Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menggelar deklarasi di Gedung PDHI, Alun-alun Utara, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Jumat (4/9). Sebelum di Yogyakarta, KAMI telah menggelar deklarasi di Jakarta dan Solo.
ADVERTISEMENT
Dalam deklarasi ini turut hadir sejumlah tokoh KAMI seperti Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, Rochmat Wahab, Syukri Fadholi hingga MS Kaban. Deklarasi ini dibuka dengan Lagu Indonesia Raya, kemudian Mengheningkan Cipta, serta pembacaan Pancasila, serta UUD 45.
Dalam pidatonya, Gatot Nurmantyo sebagai Presidium KAMI menceritakan tentang bagaimana perjuangan dan sumbangsih Keraton Yogyakarta dan masyarakatnya dalam terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
"Beberapa tahapan apabila tidak ada Yogya atau masyarakat Yogyanya belum tentu Republik Indonesia ada," kata Gatot.
"Saya tidak mungkin tidak datang ke sini. Karena yang di hadapan saya ini saya yakin semua anaknya pejuang yang mengalir darah patriot," tegasnya.
Din Syamsuddin (tengah) pada deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia. Foto: Youtube/Realita TV
Gatot menjelaskan, seharusnya deklarasi ini diikuti lebih banyak orang. Hanya saja karena kondisi pandemi corona maka yang hadir dibatasi. Dia yakin bahwa gerakan KAMI ini akan menyebar lebih luas.
ADVERTISEMENT
"Akan menyebar luas dari tukang becak, ojek, sekolah, perawat, dokter," ujarnya.
Gatot juga menyinggung soal ideologi. Dia menegaskan bahwa KAMI mengakui Pancasila sesuai UUD 45. Gatot juga menegaskan menolak trisila atau ekasila.
"Saya tidak bicara apa pun juga. Saya hanya mengingatkan saja bahwa KAMI mengakui Pancasila sesuai dengan UUD 45, 18 Agustus. Sama seperti daerah lain khususnya Padang, kita berterima kasih kepada Bung Hatta. Bukan Pancasila yang 1 Juni, Trisila menjadi satu sila, itu pengkhianatan bangsa," ujarnya.
"Sekarang mau diubah tidak bisa diam. Negara ini akan diubah. Saya yakin pejuang-pejuang akan muncul dari sini," ujarnya.
Di akhir pidatonya, Gatot juga memberikan kalimat penyemangat kepada para peserta deklarasi. Kalimat tersebut mengajak agar tidak ada yang terpengaruh upaya mengubah Pancasila menjadi Trisila atau Ekasila.
ADVERTISEMENT
"Jangan berhenti tangan mendayung, nanti arus membawamu hanyut. Jangan berhenti berjuang, setiap saat berjuang-berjuang tanpa henti. Kamu akan dipengaruhi oleh trisila atau ekasila," tegasnya.