Gembong Narkoba Paling Berbahaya Belanda, Ridouan Taghi, Dipenjara Seumur Hidup

28 Februari 2024 11:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ridouan Taghi dipenjara di EBI Keadilan dan polisi telah mengambil tindakan keamanan ekstra di sekitar penjara di Vught, Belanda pada 3 Desember 2021 Foto: Photo by Robin Utrecht/ABACAPRESS.COM via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ridouan Taghi dipenjara di EBI Keadilan dan polisi telah mengambil tindakan keamanan ekstra di sekitar penjara di Vught, Belanda pada 3 Desember 2021 Foto: Photo by Robin Utrecht/ABACAPRESS.COM via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gembong narkoba Belanda, Ridouan Taghi, divonis penjara seumur hidup pada Selasa (28/2). Dia terbukti bersalah atas rangkaian pembunuhan yang dilakukan gengnya di Belanda.
ADVERTISEMENT
Hakim persidangan menyatakan, Taghi adalah otak di balik organisasi pembunuh bayaran profesional yang bermarkas di Amsterdam.
Dakwaan yang disidangkan terhadap Taghi terkait pembunuhan hingga percobaan pembunuhan pada periode 2015 sampai 2017. Selain Taghi, 16 orang anggota organisasi pembunuhannya juga ikut diadili.
“Kami menjatuhkan hukuman terhadap 17 tersangka. Ridoun Taghi mendapat hukuman penjara seumur hidup,” kata hakim Pengadilan Amsterdam seperti dikutip dari AFP.
“Dia memutuskan siapa yang akan dibunuh dan dia tidak akan membiarkan siapa pun,” sambung hakim tersebut.
Taghi tidak dihadirkan dalam persidangan tersebut. Sedangkan 16 tersangka lain dijatuhi hukuman beragam dari penjara satu tahun sembilan bulan sampai penjara seumur hidup.
Kepada kantor berita AFP, jaksa penuntut umum mengatakan setelah 25 tahun menjalani kurungan, hukuman penjara terhadap Taghi akan ditinjau. Akan tetapi, Taghi tidak akan otomatis bebas bersyarat.
ADVERTISEMENT
Salah satu kasus yang menjerat Taghi adalah pembunuhan rekannya yang dicurigai sebagai cepu polisi.
Kasus lainnya terkait pembunuhan pria bernama Hakim Changachi pada 2017. Pria yang ditembak mati pada 2017 di Utrecht menurut jaksa merupakan kasus salah identitas.
“Taghi bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan tersebut,” papar hakim persidangan,
Taghi pernah menjadi buronan paling dicari di Belanda. Dia ditangkap di Dubai pada 2019.
Jaksa menyebut, kendati Taghi ditahan di penjara dengan pengamanan super ketat, ia masih mengirimkan pesan rahasia kepada antek-anteknya di luar penjara.