'Gemoy' Prabowo Kerap Disindir, Nusron Sebut Itu Tanda Iri

1 Desember 2023 19:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Momen joget 'gemoy' Prabowo Subianto sata ditanya cuti di masa kampanye, Senin (27/11/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Momen joget 'gemoy' Prabowo Subianto sata ditanya cuti di masa kampanye, Senin (27/11/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menggunakan strategi yang berbeda dengan paslon lainnya dalam Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
Pada Pilpres 2024, Prabowo kerap diasosiasikan dengan 'gemoy'. Sebutan itu lantas digunakan oleh TKN Prabowo-Gibran untuk mem-branding Prabowo sebagai sosok yang 'gemoy'
Gimmick itu pun lantas menuai banyak respons dari berbagai pihak. Bahkan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Mohamad Sohibul Iman menilai 'gemoy' adalah gimik yang tidak sehat.
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid angkat bicara mengenai hal itu. Dia menilai sindiran-sindiran itu bentuk tanda iri.
"Ya namanya sindiran tanda iri," kata Nusron kepada wartawan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (1/12).
Nusron pun mendoakan agar pihak-pihak yang iri itu agar bersyukur.
"Jadi yang namanya orang iri orang hasut kita doakan supaya bersyukur. Itu aja," ucapnya.
Baliho gemoy Prabowo-Gibran di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Ahmad Romadoni/kumparan
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Mohamad Sohibul Iman menyinggung soal gimmick 'gemoy' yang saat ini diasosiasikan kepada capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Awalnya, ia mengutip pernyataan Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt dalam buku 'How Democracies Die'. Sohibul mengatakan, saat ini demokrasi mati bukan karena kudeta militer.
"Itu sangat sedikit terjadi. Sekarang tapi justru demokrasi mati disebabkan karena adanya pemimpin-pemimpin yang sebelum memimpin, tidak diketahui apa gagasan-gagasannya tentang demokrasi," kata Sohibul dalam sambutannya di acara Kick Off Kampanye Nasional PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Minggu (26/11).
Inisiator Relawan Nusantara Nusron Wahid memberikan keterangan pers di kediaman Ma'ruf Amin, Jakarta, Senin (24/9). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Kemudian, ia menyinggung soal situasi politik saat ini. Bahkan, ia menyinggung gimmick 'gemoy' yang saat ini kerap diasosiasikan kepada sosok Prabowo Subianto.
"Saya sangat prihatin, untuk memenangkan demokrasi, persaingan demokrasi ini sekarang lebih banyak gimmick-nya. Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy, gemoy atau gemoy saya nggak tahu juga itu, bib apa bib? Gemoy apa gemoy? Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," tandas dia.
ADVERTISEMENT