Gempa 8,2 M Getarkan Alaska, BMKG Pastikan Tak Ada Potensi Tsunami di RI

29 Juli 2021 17:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Alaska diguncang gempa besar berkekuatan 8,2 magnitudo. Gempa terjadi pada Rabu (28/7) waktu setempat atau pada Kamis (29/7) sekitar pukul 13.15 WIB.
ADVERTISEMENT
Episenter terletak pada koordinat 55,325° dan LU 157,841° BB, tepatnya di laut pada jarak 104 km arah tenggara Perryville, Alaska, AS, pada kedalaman hiposenter 36 km.
Sejauh ini, belum ada laporan terkait kerusakan atau korban jiwa akibat gempa ini.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, memberikan analisis terhadap gempa di Alaska. Jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust Alaskan-Aleutian.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Hingga pukul 16.00.00 WIB, telah terjadi lebih dari 25 kali aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo kurang dari 6,0," kata Daryono dalam keterangan tertulisnya.
ADVERTISEMENT
Daryono menjelaskan, gempa itu sempat memicu peringatan tsunami dini. Bahkan di Alaska, beberapa sirine perintah evakuasi sempat dibunyikan.
Akan tetapi, karena hasil monitoring muka laut hanya mencatat perubahan muka laut sangat kecil, selanjutnya peringatan dini tsunami diakhiri.
Ilustrasi tsunami. Foto: Shutter Stock

Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia

Daryono memastikan, gempa 8,2 di Alaska itu tidak berpotensi tsunami di Indonesia. Sehingga BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat.
"BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah Indonesia karena memang tidak ada potensi tsunami di wilayah Indonesia, untuk itu masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak mudah percaya kepada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Daryono.
Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG. Foto: Jafrianto/kumparan
Daryono menambahkan, Subduksi Alaskan-Aleutian memang terkenal aktif secara seismik dengan laju pergerakan Lempeng Pasifik ke arah barat 57-61 mm per tahun.
ADVERTISEMENT
Sebab sistem subduksi lempeng ini merupakan generator gempa kuat di wilayah Semenanjung Alaska yang sudah beberapa kali sudah memicu gempa dahsyat dan tsunami.
"Catatan sejarah menunjukkan bahwa gempa besar Alaska yang bersumber di zona subduksi Alaskan-Aleutian yang memicu tsunami di antaranya adalah: 1938 (M 8,3) 1946 (M 8,1) 1956 (M 8,6) 1965 (M8,7) 1964 (M 9,2) dan 1986 (M 8,0)," tutup Daryono.