Gempuran Rusia Makin Intens, NATO Janji Tambah Senjata untuk Ukraina

30 November 2022 10:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara kepada para pemimpin melalui layar video selama pertemuan meja bundar pada pertemuan puncak NATO di Madrid, Spanyol, Rabu (29/6/2022). Foto: Manu Fernandez/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara kepada para pemimpin melalui layar video selama pertemuan meja bundar pada pertemuan puncak NATO di Madrid, Spanyol, Rabu (29/6/2022). Foto: Manu Fernandez/AP Photo
ADVERTISEMENT
Aliansi militer NATO menjanjikan lebih banyak pengiriman bantuan senjata untuk Ukraina di tengah gempuran Rusia yang semakin intens menjelang musim dingin ini.
ADVERTISEMENT
Tindakan tersebut menyusul permintaan Presiden Volodymyr Zelensky, yang sebelumnya mengatakan pasukan Moskow telah menargetkan infrastruktur energi serta meningkatkan kapasitas serangannya di beberapa wilayah.
Terkait hal ini, para menteri luar negeri dari aliansi NATO — termasuk Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, melakukan pertemuan selama dua hari di Bukares, Rumania, yang dimulai pada Selasa (29/11).
Mereka berunding dan mencari cara untuk menjaga Ukraina tetap aman dan hangat guna menopang tentara Kiev melalui kampanye militer musim dingin mendatang.
“Kami membutuhkan pertahanan udara, IRIS, Hawks, Patriots, dan kami membutuhkan trafo [untuk kebutuhan energi kami],” ujar Kuleba di sela-sela pertemuan NATO, seperti dikutip dari Reuters.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di sela-sela KTT ASEAN yang diadakan di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (12/11/2022). Foto: Cindy Liu/REUTERS
Kuleba menyebutkan berbagai sistem pertahanan udara anti-rudal yang dimiliki Barat. “Singkatnya: Patriots dan transformer adalah yang paling dibutuhkan Ukraina,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, beberapa pejabat Amerika Serikat dan Eropa mengatakan, para menteri luar negeri tersebut untuk saat ini akan fokus pada pembicaraan mengenai pemberian bantuan tidak mematikan — contohnya, seperti bahan bakar, pasokan medis, dan peralatan musim dingin.
Washington mengungkap, pihaknya siap untuk menyalurkan bantuan sebesar USD 53 juta (Rp 833 miliar) untuk membeli peralatan jaringan listrik di Ukraina yang saat ini mengalami keterbatasan sumber energi.
Di sisi lain, Presiden Joe Biden mengatakan, pemberian bantuan militer untuk Ukraina tetap menjadi prioritas — tetapi, Partai Republik telah mengemukakan usul untuk menjeda pendanaan AS terhadap pemberian senjata ke Ukraina yang selama ini telah melampaui USD 18 miliar (Rp 283 triliun) selama perang berlangsung.
Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi rumah pribadi yang terbakar di Dnipro, Ukraina, Sabtu (26/11/2022). Foto: Mykola Synelnykov/Reuters
Penjedaan ini tak lepas dari kondisi dalam negeri AS di mana posisi Partai Republik yang dinaungi Biden sedang terguncang akibat inflasi.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, di hari yang sama ketika pertemuan NATO berlangsung — warga Ukraina sedang berjuang bertahan hidup dengan melarikan diri ke tempat evakuasi, usai sirene peringatan serangan udara dibunyikan di penjuru negeri.
Di wilayah Donetsk, pasukan Moskow menggempur target-target militer Ukraina dengan berbagai macam serangan, mulai dari artileri, mortir, dan tembakan tank.
Zelensky melaporkan, serangan serupa juga terjadi di Luhansk dan Kharkiv — wilayah yang sebelumnya berhasil direbut kembali oleh Ukraina pada September lalu.
“Situasi di garis depan sulit,”kata Zelensky dalam pesan video hariannya. “Meskipun mengalami kerugian yang sangat besar, penjajah masih mencoba untuk maju di Donetsk, Luhansk dan Kharkiv. Dan mereka merencanakan sesuatu di selatan,” imbuhnya.