Gencatan Senjata Hari Ketiga Israel-Hamas, Situasi Gaza Relatif Tenang

24 Mei 2021 10:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para wanita bermain dengan anak-anak di ayunan di taman bermain saat gencatan senjata Israel-Hamas berlaku, di Ashkelon, Israel, Minggu (23/5). Foto: Amir Cohen/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Para wanita bermain dengan anak-anak di ayunan di taman bermain saat gencatan senjata Israel-Hamas berlaku, di Ashkelon, Israel, Minggu (23/5). Foto: Amir Cohen/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gencatan senjata Israel-Hamas pada Minggu (23/5/2021) masuk hari ketiga. Sampai hari itu kedua pihak terus menahan diri.
ADVERTISEMENT
Usai 11 hari memanas, kondisi di Gaza maupun beberapa wilayah di Israel pada hari Minggu perlahan relatif tenang.
Pihak Mesir, sebagai mediator gencatan senjata Hamas dan Israel, menginginkan agar saling henti serangan ini bisa dipelihara.
Orang-orang berjalan di kawasan pejalan kaki saat matahari terbenam di pantai saat gencatan senjata Israel-Hamas berlaku, di Ashkelon, Israel, Minggu (23/5). Foto: Amir Cohen/REUTERS
Agar keinginannya terwujud, perwakilan Mesir dijadwalkan menemui Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat. Pihak Abbas sampai saat ini masih berselisih dengan Hamas yang menguasai Gaza.
Menlu Mesir turut dijadwalkan bertemu pejabat Yordania. Mereka akan membahas bagaimana situasi kondusif ini bisa dijaga. Mesir dan Yordania akan pula membicarakan upaya mengembalikan kembali proses perdamaian di Timur Tengah.
Warga Palestina menikmati shisha di lokasi serangan udara Israel di Gaza, Minggu (23/5) Foto: Suhaib Salem/REUTERS
Sementara itu, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Palestina Lynn Hasting mengatakan, pihaknya menyerukan negara-negara dunia mengucurkan bantuan untuk Palestina. Donasi dipergunakan memperbaiki kerusakan akibat serangan Israel di Gaza.
ADVERTISEMENT
"Eskalasi (serangan Israel) memperburuk situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, ini akibat 14 tahun blokade dan perpecahan internal, di samping pertikaian (dengan Israel) yang berulang," kata Hastings seperti dikutip dari Reuters.
"Kami juta memastikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan, termasuk kebutuhan yang muncul akibat pandemi," sambung dia.