Gereja di Yerusalem Kecam Pemukulan oleh Israel di Pemakaman Shireen Abu Akleh

17 Mei 2022 10:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patriark Latin Yerusalem Pierbattista Pizzaballa (tengah) saat konferensi pers mengenai pemakaman jurnalis Al Jazeera yang terbunuh Shireen Abu Akleh, di Rumah Sakit Saint Joseph di Yerusalem timur yang diduduki Israel, Senin (16/5/202). Foto: Ahmad GHARABLI/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Patriark Latin Yerusalem Pierbattista Pizzaballa (tengah) saat konferensi pers mengenai pemakaman jurnalis Al Jazeera yang terbunuh Shireen Abu Akleh, di Rumah Sakit Saint Joseph di Yerusalem timur yang diduduki Israel, Senin (16/5/202). Foto: Ahmad GHARABLI/AFP
ADVERTISEMENT
Pastor Katolik terkemuka di Yerusalem mengecam serangan pasukan Israel terhadap pelayat yang membawa peti mati jurnalis Al Jazeera yang terbunuh, Shireen Abu Akleh. Wanita tersebut ditembak mati Israel.
ADVERTISEMENT
Peristiwa nahas yang menimpa Shireen terjadi ketika dia sedang meliput, serangan pasukan Israel di kamp pengungsi Jenin, Rabu (11/5/2022).
Sementara pada Jumat (13/5/2022) lalu, pasukan keamanan Israel memukuli pelayat yang mengiringi peti mati Shireen dari Rumah Sakit St Joseph menjelang pemakaman di Kota Tua, Yerusalem Timur. Sejumlah pelayat yang mengibarkan bendera Palestina juga dikabarkan ditangkap.
Patriark Latin Yerusalem Pierbattista Pizzaballa saat konferensi pers mengenai pemakaman jurnalis Al Jazeera yang terbunuh Shireen Abu Akleh, di Rumah Sakit Saint Joseph di Yerusalem timur yang diduduki Israel, Senin (16/5/202). Foto: Ahmad GHARABLI/AFP
Diberitakan Al Jazeera, Patriark Latin Pierbattista Pizzaballa dalam sebuah konferensi pers yang diselenggarakan di Rumah Sakit St. Joseph, menyebut insiden ini sebagai penyalahgunaan kekuatan oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina.
Pizzaballa mengatakan, serangan polisi terhadap pelayat merupakan pelanggaran norma dan peraturan internasional, termasuk hak asasi yang mendasar seperti kebebasan beragama di area publik.
“Invasi polisi Israel dan penggunaan kekuatan yang tidak proporsional, menyerang pelayat, memukul mereka dengan tongkat, menggunakan granat asap, menembakkan peluru karet, menakut-nakuti pasien rumah sakit, adalah pelanggaran berat terhadap norma dan peraturan internasional,” kecam Pizzaballa.
Pasukan keamanan Israel menyerang pelayat yang membawa peti mati reporter Al Jazeera Shireen Abu Akleh, saat prosesi pemakamannya di Yerusalem, Jumat (13/5/2022). Foto: Ammar Awad/REUTERS
Menyusul insiden ini, St Joseph Hospital merilis rekaman CCTV yang menunjukkan pasukan Israel juga menyerbu rumah sakit tersebut sebelum prosesi pemakaman di mulai.
ADVERTISEMENT
Rekaman tersebut menunjukkan pasukan Israel memukul dan mendorong sejumlah orang, termasuk pasien, serta menembak dari halaman pusat medis tersebut. Akibatnya, sebanyak 13 orang terluka.
Jurnalis Al Jazeera Imran Khan mengatakan, rumah sakit St Joseph, bersama dengan otoritas gereja, saat ini sedang berencana untuk menyeret penyerangan ini ke meja hijau.
Shireen Abu Akleh, wartawan Al Jazeera yang tewas akibat ditembak di kepala saat meliput serangan Israel di Tepi Barat. Foto: Twitter/@PalestinePDP
“Kemarahan di sini sangat terasa. Kami mendengar dari direktur jenderal rumah sakit mengatakan bahwa dalam 31 tahun, dia belum pernah melihat kejadian seperti itu,” ungkap Khan.
“Otoritas rumah sakit mengatakan sama sekali tidak ada alasan bagi pasukan Israel untuk masuk ke dalam rumah sakit,” tegasnya.
Pihak kepolisian Israel mengatakan mereka telah meluncurkan penyelidikan atas insiden penyerangan pelayat ini. Namun, saudara laki-laki Shireen Abu Akleh, Anton, mengaku sama sekali tak berharap terhadap upaya penyelidikan ini.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, pihak Israel sempat mengatakan mereka bertindak atas keinginan keluarga Abu Akleh, namun Anton tidak pernah membuat permintaan apa pun terhadap pihak Israel.
Penulis: Airin Sukono.