news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gerindra-Demokrat Bisa Ungguli Jokowi Asal Tak Rebutan Posisi Capres

7 Juni 2018 4:13 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan SBY dan Prabowo (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan SBY dan Prabowo (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai Gerindra dan Demokrat tengah menjajaki kemungkinan berkoalisi di Pilpres 2019 mendatang. Namun Demokrat meminta agar Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tak maju sebagai capres dan menunjuk kandidat lain.
ADVERTISEMENT
Prabowo dianggap sudah beberapa kali maju dalam kontestasi pilpres namun selalu gagal. Sementara itu, Gerindra tetap bersikeras mengusung Prabowo sebagai capres.
Menurut Pengamat politik dari UIN Jakarta Adi Prayitno, koalisi Gerindra dan Demokrat memiliki peluang yang sangat besar dalam melawan Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Adi mengatakan, koalisi tersebut bisa menang jika keduanya tak rebutan posisi capres.
"Kemungkinan koalisi Demokrat dan Gerindra ini bisa menarik sebagai penantang terberat Jokowi. Dua poros besar jadi satu. Jadi jangan berebut nomor satu posisi capres, pasti repot," terang Adi saat dihubungi, Kamis (7/6).
Prabowo Subiantoo dan Agus Harimurti Yudhoyono (Foto: Jafri Anto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subiantoo dan Agus Harimurti Yudhoyono (Foto: Jafri Anto/kumparan)
Menurut Adi, kendala koalisi yang akan dibentuk dua partai ini masih seputar ego dan kepentingan dari masing-masing partai. Menurutnya, saat ini Gerindra lebih kuat ketimbang Demokrat, karena memiliki sosok sentral, yakni Prabowo.
ADVERTISEMENT
"Gerindra ini kan merasa lebih besar dari Demokrat. Ada prabowo yang lebih besar elektabilitasnya dari AHY (Agus Harimurti Yudhoyono). Kalau enggak maju itu berat," terangnya.
Sementara itu, Demokrat merupakan salah satu partai politik besar yang ada di Indonesia. Adi menganggap, Demokrat adalah partai yang tengah menampilkan sosok pemimpin baru melalui AHY.
Namun sikap politik Demokrat yang belum jelas dalam mengusung AHY sebagai capres maupun cawapres, dapat membuat Gerindra enggan berkoalisi dengan Demokrat.
"Karena pasti Gerindra dan Prabowo punya alibi, emang siapa yang diusung (Demokrat). karena hasil survei yang paling dekat dengan Jokowi kan Prabowo. (Kandidat) yang lainnya, termasuk AHY kan jauh sekali," jelas Adi.
Adi menjelaskan, sebaiknya kedua partai tersebut menyamakan visi dan misi dalam Pilpres 2019. Termasuk, mematangkan kombinasi sosok capres dan cawapres yang akan diusung dalam koalisi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Apakah misalnya Prabowo-AHY, atau Anies-AHY. Jadi ketemu dulu tujuan koalisinya," pungkasnya.