Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo telah menunjuk bendahara umum timsesnya saat pilpres, Wahyu Sakti Trenggono, sebagai Wamenhan membantu Menhan Prabowo Subianto. Namun penunjukan ini justru mendapat kritik dari Gerindra yang menilai Wahyu tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk membantu ketua umumnya.
ADVERTISEMENT
"Sebelum ada wamen, saya lihat Pak Jokowi ini agak serius kali ini. Sesudah ada wamen, saya lihat kayak bagi-bagi kekuasaan saja. Jadi Indonesia Kerja cuma berubah jadi Indonesia Maju, harapan itu berbanding terbalik," kata Sekretaris Fraksi Gerindra DPR Desmond J Mahesa di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (25/10).
"Semoga wamen ini tidak memberatkan menterinya. Kalau wamen ini memberatkan menterinya, maka di akhir masa jabatan Jokowi periode kedua ini, kegagalan lah yang akan dicapai Pak Jokowi," imbuhnya.
Menurut Desmond, seharusnya wamen yang dipilih memiliki kapasitas yang mendukung dan melengkapi menterinya. Sedangkan Wahyu, menurut Desmond, kurang memiliki kapasitas di bidang pertahanan.
"Minimal dia itu paham militer dan strategi pertahanan. Harusnya kan bersama-sama dengan Pak Prabowo membenahi kekurangan-kekurangan persoalan pertahanan nasional kita. Tapi kalau orang ditaruh di situ karena waktu kampanye membantu Pak Jokowi, kesannya, saya pikir kasihan Pak Prabowo ya," ujar Desmond.
ADVERTISEMENT
Desmond menduga, Prabowo sebenarnya kurang senang karena tokoh yang ditunjuk sebagai wakilnya bukan berasal dari militer. Menurut Desmond, Prabowo cenderung memilih orang yang sudah memiliki pengalaman cukup untuk mendampingi tugasnya.
"Kalau menurut saya, Pak Prabowo sebenarnya tidak happy ya. Kalau saya jadi Pak Prabowo ya. Saya akan tunjuk orang yang sudah berpengalaman, minimal di lingkungan lama. Kenapa? Karena ini kan ada proses transisi antara orang lama yang dulunya membantu Pak Ryamizard dengan orang baru," ucapnya.
Tak hanya Wahyu, Wamenpar Ekraf Angela Tanoesoedibjo juga dinilai tidak memiliki kapasitas yang cukup. Padahal, posisi wamen sangat strategis dalam pengelolaan negara.
"Saya sebagai kader Gerindra dan melihat fenomena wamen seperti ini. Misalnya anak HT, mengerti apa? Bukannya saya melecehkan dalam konteks ini, tapi ini bicara tentang sebuah pengelolaan negara. Jadi ada sesuatu yang menurut saya wamen ini dipaksakan saja. Semoga ini saya salah," pungkasnya.
ADVERTISEMENT