Gerindra Usul Pengangkatan 1 Juta Guru Honorer Jadi PPPK Tak Perlu Lewat Tes

21 September 2021 19:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani menyambut baik rencana pengangkatan satu juta guru honorer menjadi pegawai PPPK. Menurutnya, kebijakan ini dapat memberikan kepastian para guru honorer dalam menjalankan tugasnya.
ADVERTISEMENT
Muzani pun mengusulkan agar guru honorer yang telah mengabdi bertahun-bertahun tak perlu dites untuk proses penyaringan.
"Pengabdian mereka yang begitu panjang seharusnya diapresiasi dan diberi penghargaan dengan mengangkat mereka menjadi pegawai PPPK tanpa perlu tes," kata Muzani dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/9).
Menurut Muzani, profesi sebagai seorang guru hakikatnya sebagai pengabdian atau panggilan jiwa, bukan pencari kerja. Karena itu, ia berharap kebijakan pengangkatan guru honorer sebagai pegawai PPPK menjadi momentum penghargaan bagi guru honorer.
"Kebijakan untuk mengangkat satu juta guru honor menjadi pegawai PPPK menjadi momentum memberi penghargaan pada jutaan guru honor yang tanpa lelah terus mengabdi dalam dunia pendidikan. Kita harus berterima kasih atas jasa, waktu dan tenaga mereka," ujar Muzani.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Sekjen Gerindra ini menuturkan pengangkatan guru honorer sebagai pegawai PPPK akan memberi kepastian bagi masa depan guru agar pengabdian mereka dalam dunia pendidikan dapat lebih pasti.
Apalagi, Muzani menambahkan di awal pemerintahan Presiden Jokowi, pemerintah bertekad akan meningkatkan sumber daya manusia. Namun karena adanya COVID-19, menyebabkan kegiatan pendidikan mengalami stagnasi apalagi pembelajaran saat ini tergantung pada ketersediaan teknologi dan akses internet.
Karena itu, ia menilai pentingnya meningkatkan kualitas SDM pendidikan, salah satunya dengan mengangkat guru honorer menjadi pegawai PPPK.
"Murid tidak ketemu guru, dosen tidak ketemu mahasiswa, santri tidak berjumpa dengan kiainya. Ini yang menyebabkan pendidikan kita tidak bisa maksimal, bahkan lama kelamaan hal ini telah menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik, guru, termasuk penyelenggara pendidikan," tutup Muzani.
ADVERTISEMENT