Gubernur Bali: Setop Polemik Rencana Nyepi Jilid II

8 April 2020 20:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bali, I Wayan Koster menyampaikan sambutan saat mendampingi Presiden Jokowi bertemu dengan sejumlah pemangku desa, tokoh adat, agama dan warga di Taman Budaya Bali, Denpasar. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bali, I Wayan Koster menyampaikan sambutan saat mendampingi Presiden Jokowi bertemu dengan sejumlah pemangku desa, tokoh adat, agama dan warga di Taman Budaya Bali, Denpasar. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Gubernur Bali, I Wayan Koster, angkat bicara mengenai gagasan tokoh adat dan agama mengenai Nyepi Jilid II demi mencegah penyebaran virus corona. Koster menyatakan wacana ini sempat membuat riuh Pulau Dewata.
ADVERTISEMENT
"Bahwa kemarin ada heboh di media sosial berkenan dengan wacana Nyepi yang sebenarnya itu adalah sipeng (Nyepi) desa adat, yang diwacanakan oleh Majelis Desa Adat Bali," kata Koster melalui rilis via live streaming di Denpasar, Rabu (8/4).
Koster telah mendapatkan laporan dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) bahwa rencana Nyepi Jilid II tersebut batal dilaksanakan.
Dengan batalnya Nyepi Jilid II itu, Koster berharap tidak ada lagi polemik, baik di pemda atau masyarakat.
"Oleh karena itu saya mohon kepada semua pihak agar tidak berpolemik mengenai masalah itu. Kita sudahi masalah itu karena Parisada Hindu Dharma Indonesia dan Majelis Desa Adat sudah melakukan rapat dan memutuskan rencana itu tidak di laksanakan," kata Koster.
Suasana di Bali Diimbau tetap di rumah usai nyepi. Foto: Istimewa
"Dengan demikian tidak lagi diisi polemik atau silang pendapat antar pihak satu dengan pihak lain melalui berbagai media," tegas Koster menambahkan.
ADVERTISEMENT
Koster meminta seluruh pihak menjaga kondusivitas di tengah wabah corona. Sehingga seluruh pihak fokus pada penanganan COVID-19.
"Agar kita semua terutama pemerintah yang mendapat tugas dalam penangganan COVID-19 baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun kabupaten/kota dan lembaga terkait dan masyarakat secara bersama-sama agar menjaga situasi di Bali kondusif. Sehingga penanganan COVID-19 berjalan dengan baik," kata Koster.
Sebelumnya, Ketua Majelis Desa Adat Bali, Ida Plingsir Agung Putra Suhaket, mengatakan rencana Nyepi Desa Adat serentak pada 18-20 April batal digelar.
Suhaket mengatakan, rencana itu diganti menjadi imbauan agar warga tidak keluar rumah selama wabah corona.
Warga boleh keluar jika ada kebutuhan mendesak. Menurut Suhaket, imbauan ini selaras dengan visi pemerintah, desa adat, serta tokoh agama demi memutus penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!