Gunung Merapi Membengkak, Warga Diminta Tetap Tenang

9 Juli 2020 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida di Kalitengah Lor, Glagaharjo, Kabupaten Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida di Kalitengah Lor, Glagaharjo, Kabupaten Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan penggembungan atau pembengkakan pada Gunung Merapi. Penggembungan atau inflasi tubuh Gunung Merapi itu terpantau dari pos Babadan setelah erupsi 21 Juni lalu.
ADVERTISEMENT
"Penggembungan sampai 0,5 sentimeter per hari. Sejak tanggal 22 Juni kemarin sampai sekarang," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida di Kalitengah Lor, Glagaharjo, Kabupaten Sleman, Kamis (9/6).
Seiring terjadinya penggembungan tersebut maka turut berpengaruh pada terjadinya pemendekan Gunung Merapi.
"Aktivitas Merapi masih terus terjadi. Ada pemendekan dari pengukuran tapi belum terlalu signifikan. Ada pemendekan sebesar 0,5 cm per hari," ujarnya.
Lanjut Hanik, penggebungan itu masih tergolong tidak signifikan. Dia membandingkan dengan yang terjadi pada 2010 lalu, di mana penggembungan pada saat itu mencapai 30-40 sentimeter.
Puncak Gunung Merapi terlihat dari Sungai Gendol, Bronggang, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (3/5). Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
"2010 itu dari Kaliurang itu adalah 120 sentimeter selama satu bulan. Rata-rata 30-40 sentimeter per hari. Jauh dengan yang sekarang," ujarnya.
Kemudian untuk erupsi Merapi sejak 2018 hingga 21 Juni lalu masih dengan eksplosifitas skala I. Skala tersebut masih jauh jika dibanding dengan erupsi 2010 dengan skala IV dan 2006 dengan skala II.
ADVERTISEMENT
"Sejak 2018 erupsi dengan eksplosifitas I itu skala terendah. Kalau 2010 itu skala IV, yang 2006 itu II. Kalau Kita bilang eksplosif itu karena dominanya gas," ujarnya.
Dengan penggembungan ini maka ada dua kemungkinan. Pertama kembali erupsi dengan eksplosifitas I seperti 21 Juni lalu atau kemungkinan kedua terjadi tumbuh kubah lava.
"Perkembangan ke depan masih kita melihat ada dua kemungkinan bisa seperti erupsi 21 juni. Kemungkinan kedua bisa tumbuh kubah lava.
Sampai saat ini, BPPTKG Yogyakarta masih menetapkan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada. Warga juga diminta tenang lantaran radius ancaman bahaya masih pada radius 3 km dari puncak gunung.
"Potensi bahaya masih ada di dalam radius 3 km. Di luar radius itu masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa," ujarnya.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).