Gunung Merapi Sudah Lontarkan 7 Kali Awan Panas Sejak Awal Fase Erupsi

16 Januari 2021 12:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas guguran awan panas kecil Gunung Merapi terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (26/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas guguran awan panas kecil Gunung Merapi terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (26/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
ADVERTISEMENT
Fase erupsi Gunung Merapi pada 2021 mulai terjadi pada 4 Januari dengan munculnya titik api diam dan lava pijar. Kemudian sejak 7 Januari, fase erupsi berlanjut dengan keluarnya guguran awan panas.
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, mengatakan awan panas guguran yang terjadi Sabtu (16/1) pagi tadi merupakan awan panas dengan jarak luncur terjauh. Sedangkan sejak awal fase erupsi, telah terjadi 7 kali guguran awan panas.
"Tanggal 7 (Januari) ini sudah membentuk awan panas. Saat itu terjadi 4 kali. Adapun total awan panas sampai dengan tadi pagi itu sudah ada 7 kali, dengan jarak luncur maksimal 1,5 km tadi pagi," kata Agus saat zoom dengan wartawan, Sabtu (16/1).
Awan panas yang terjadi Sabtu (16/1) pukul 04.00 WIB itu jaraknya mencapai 1,5 km ke hulu Kali Boyong, atau masih di hulu Kali Boyong Bedog, Bebeng, dan Krasak. Awan panas ini tercacat di seismogram dengan amplitudo max 60 mm dan durasi 150 detik.
Tangkapan layar Agus Budi Santoso Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Foto: Dok. Istimewa
"Kita tidak bisa mengamati ujung awan panas karena tertutup kabut. Tapi dari durasi kita bisa perkirakan menjangkau 1,5 Km," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Agus menjelaskan erupsi yang terjadi masih terhitung kecil dan tidak membahayakan pemukiman. Fenomena di Merapi saat ini seperti lava pijar masih dapat disaksikan masyarakat dengan jarak yang aman.
"Kemudian saat ini kami sampaikan erupsi masih terhitung kecil dan tidak membahayakan pemukiman sehingga masyarakat dapat menyaksikan dari pemukiman mereka atau jarak yang aman. Ini fenomena luar biasa yang sayang untuk dilewatkan," jelasnya.
Meski demikian, kata Agus, BPPTKG merekomendasikan potensi bahaya guguran lava dan awan panas terjadi di sungai Kuning, Boyong, Bedog, Bebeng Krasak, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Kubah lava di puncak Gunung Merapi terlihat dari Desa Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (15/1/2021). Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara Foto
"Sehingga kami rekomendasikan pemda untuk menindaklanjuti daerah bahaya ini. Penambangan dan pariwisata masih tetap di mana penambangan dan wisata di KRB (Kawasan Rawan Bencana) III untuk direkomendasikan dihentikan," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Merapi pada tingkat Siaga (Level III).