Guru Besar UGM Diduga Hina Insiden Ade Armando, Akan Disanksi Kampus?

18 April 2022 21:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru Besar FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Karna Wijaya. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Guru Besar FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Karna Wijaya. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Guru besar FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Karna Wijaya telah dimintai keterangan oleh rektorat terkait dugaan menghina insiden pengeroyokan Ade Armando.
ADVERTISEMENT
Dugaan tersebut muncul setelah postingan Facebook Karna tersebar di sejumlah medsos termasuk Twitter. Lalu apakah Karna akan mendapatkan sanksi dari kampus?
Kepala Bagian Hukum dan Organisasi (Hukor) UGM Veri Antoni menjelaskan hasil permintaan keterangan terhadap Karna akan dilaporkan ke Dewan Kehormatan Universitas (DKU) UGM. Nantinya DKU yang akan menindak lanjuti.
"Kalau (terbukti) ada pelanggaran kode etik ada sanksinya. Tetapi, itu sudah masuk kewenangan dari tim etik untuk menentukan sanksi apa nantinya," kata Veri kepada wartawan di Gedung Rektorat UGM, Senin (18/4).
Di sisi lain, ada sejumlah sanksi apabila seorang dosen terbukti menyebar ujaran kebencian. Namun pemberian sanksi tetap ada pada kewenangan tim etik.
"Apa sanksi terberat dalam konteks kita, bisa saja misalnya penghentian atau penurunan jabatan misalnya. Bisa juga adalah penghentian melakukan kegiatan akademik. Itu dalam konteks administrasi etik ya," bebernya.
ADVERTISEMENT
Kabag Humas dan Protokol UGM Dina W Kariodimedjo menjelaskan bahwa Karna telah dimintai keterangan rektorat hari ini. Kasus ini diserahkan ke DKU agar ditelaah lebih mendalam dan menghasilkan keputusan yang tepat.
"Memang seharusnya diserahkan ke DKU untuk menjaga marwah UGM supaya betul-betul nanti yang diperiksa dan juga hasil-hasilnya betul-betul sesuai dengan apa yang memang seharusnya ditegakkan oleh UGM," katanya.
"Intinya penyerahan pada DKU ini untuk menjaga marwah dan juga supaya kasus atau permasalahan ini bisa dipecahkan atau mendapatkan keputusan yang paling baik. Paling baik buat UGM, Pak Karna, dan semua pihak," bebernya
Dina percaya anggota DKU adalah orang-orang yang memiliki integritas dan kebijaksanaan sehingga bisa menelaah permasalahan dengan sebaik-baiknya.
Sebelumnya, Karna pun angkat bicara terkait kehebohan ini. Menurutnya, dia hanya sebatas bercanda dalam unggahannya di Facebook. Karna sendiri juga telah dimintai keterangan oleh rektor dan Dekan FMIPA terkait persoalan ini.
ADVERTISEMENT
"Saya memposting sesuatu yang sebetulnya hanya gojekan (bercanda) saja ya," kata Karna ditemui wartawan di Gedung Rektorat UGM, Senin (18/4).
Dijelaskan Karna bahwa sebenarnya komentar Ade Armando selama ini juga disebutnya lebih sadis.
Selain itu, Karna menjelaskan bahwa dia juga kerap berkomentar bermacam hal di Facebooknya. Mulai dari soal kejahatan jalanan, ekonomi dan lain sebagainya. Namun postingan itu tidak digoreng oleh pihak lain.
"Ada kasus yang lain misalnya begal (yang turut Karna komentari di Facebook). Ada kasus sosial politik yang lain, ekonomi, yang juga ada di situ tetapi tidak digoreng pihak yang lain. Yang digoreng hanya (soal) Ade Armando saja," bebernya.
Lanjutnya, postingan tersebut menurut Karna di-posting ulang oleh seseorang ke Facebook Kagama Virtual, yang mana Karna tidak aktif di situ. Dia baru tahu setelah ada teman-temannya yang memberi tahu.
ADVERTISEMENT
"Tetapi, teman-teman yang ada di situ pada memberikan laporan kepada saya 'loh postingan kamu kok di-share, terlihat seperti diedit, ada kata-kata seperti disembelih'. Padahal kata disembelih itu berasal dari statement di lain, bukan konteks Ade Armando," katanya.
Dugaan Karna orang yang mengunggah tangkapan layarnya ke grup FB itu berinisial JS. Hanya saja dia tidak punya bukti kuat karena unggahan milik Karna telah dihapus setelah muncul kegaduhan ini.
"Saya kira, saya tidak punya bukti ya. Karena waktu itu, ketika kegaduhan itu terjadi, pak dekan meminta saya buat menghapus. Jadi saya lupa screenshot juga," katanya.
Karna sendiri tidak tahu apa maksud JS menggunggah tangkapan layar postingan Karna. Apakah orang tersebut ingin membuat kegaduhan atau kebencian kolektif kepada kepada Karna, dia pun belum mengetahui pasti.
ADVERTISEMENT
"Nah, seandainya dia tersinggung, dia bukan friend saya juga di FB. Saya tidak kenal orang itu juga. Sayangnya, saya memang tidak menyetting akun FB saya private. Jadi privacy-nya tidak saya set ke private," katanya.
Di sisi lain, Karna mengakui bahwa dia tidak menggunakan diksi atau pemilihan kata yang tepat dalam komentarnya. Sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda.
"Karena, bukan bahasa komunikasi verbal langsung. Ada pihak lain yang menangkap diksi saya itu, pemilihan kata-katanya dengan persepsi yang berbeda. Saya minta maaf untuk itu," katanya.
Karna juga turut menyampaikan permintaan maaf lantaran telah menimbulkan kegaduhan. Terlebih lagi UGM sampai ikut terseret dalam persoalan ini.
"Jadi, sekali lagi, kalau statement ini menimbulkan kegaduhan saya sekali lagi mohon maaf pada publik. Dan ini sedang diproses di UGM," katanya.
ADVERTISEMENT