Guru Besar UI Beri Penjelasan soal Varian Deltacron, Apa Itu?

18 Februari 2022 16:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota IAVG COVAX dan Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Anggota IAVG COVAX dan Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, salah seorang Satuan Petugas (Satgas) COVID-19 asal India, dr. Shashank Joshi saat diinterview di salah satu media pada Desember 2022 menyebutkan akan ada varian gabungan antara Delta dengan Omicron yaitu Delmicron. Kemungkinan ini diutarakan terkait adanya pasien yang diduga terjangkit virus COVID-19 varian Delta dengan Omicron.
ADVERTISEMENT
Namun, Indian Council of Medical Research (ICMR), para pakar, dan organisasi resmi terkait tidak pernah memberikan informasi secara resmi terkait benar tidaknya Delmicron ini.
Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Prof. Tjandra Yoga Aditama menjelaskan pada Februari 2022, Badan Resmi Kesehatan Inggris (UKHSA) pernah melaporkan mengenai varian baru yaitu Deltacron.
"Situasinya berbeda dengan yang hari-hari di bulan Februari 2022 ini banyak dibicarakan, yaitu varian baru Deltacron, yang memang dilaporkan oleh badan resmi kesehatan Inggris “United Kingdom Health Security Agency (UKHSA)”. Sekuen dari 25 varian Deltacron bahkan sudah dikirim ke GISAID pada 7 Januari 2022," kata Prof. Tjandra Yoga Aditama dalam keterangannya pada Jumat (18/2).
Tjandra menyampaikan varian Deltacron awalnya ditemukan di wilayah Siprus, namun saat ini varian tersebut telah dipastikan ada. Dia mengatakan dugaan virus ini terbentuk dari orang yang tertular dari kedua virus tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya varian Deltacron mula-mula dilaporkan di Siprus tahun yang lalu, tapi waktu itu banyak yang menganggapnya sebagai pencemaran di laboratorium saja. Tetapi sekarang memang dilaporkan adanya varian hibrid Deltacron ini, yang disebut sebagai BA.1 + B.1617.2. Di Inggris varian ini dimasukkan ke dalam “variant surveillance report”," jelas dia.
"Ada dugaan varian baru ini terbentuk pada seseorang yang tertular dua varian ini sekaligus, belum jelas apakah terjadi di Inggris atau merupakan kasus impor ke negara itu," imbuhnya.
Pada awal Januari 2022, kata dia, WHO juga pernah menyebutkan jika seseorang mungkin saja terinfeksi lebih dari 1 varian virus.
"Mungkin saja seseorang terinfeksi COVID-19 dan juga pada saat yang sama terinfeksi Flu," tulis Tjandra.
ADVERTISEMENT
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini mengungkapkan UKHSA belum memberikan informasi resmi mengenai varian Deltacron apakah berbahaya atau tidak.
"Sejauh ini belum ada informasi resmi dari UKHSA tentang kemungkinan penularan dan berat ringannya varian baru ini," terang Tjandra.