Gus Yahya Bicara Kerja Sama Antarumat Beragama di Konferensi Riyadh

12 Mei 2022 20:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, jadi pembicara utama dalam "Forum on Common Values among Religious Followers". Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, jadi pembicara utama dalam "Forum on Common Values among Religious Followers". Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya diundang sebagai pembicara utama di Forum on Common Values among Religious Followers atau Forum tentang Nilai-nilai Bersama di antara Para Pengikut Agama.
ADVERTISEMENT
Forum itu selenggarakan oleh Rabithah ‘Alam Islami atau Liga Dunia Islam pada Kamis (12/5) dan dihadiri tidak kurang dari 150 orang pemimpin berbagai agama dari seluruh dunia.
Selain Ketum PBNU, dari Indonesia turut hadir Hidayat Nur Wahid. Namun HNW tidak dijadwalkan untuk berbicara di forum tersebut.
“Bagi saya, ini adalah harapan pribadi yang secara kebetulan dipenuhi oleh Yang Mulia Syaikh Al Issa," kata Gus Yahya dalam pidatonya sebagai ungkapan terima kasih kepada Sekjen Rabithah ‘Alam Islami, Muhammad bin Abdul Karim Al Issa.
"Tahun lalu (2021) saya berpidato dalam International Religious Freedom Summit di Washington, DC, membicarakan pentingnya mengidentifikasi nilai-nilai yang sudah kita pegangi bersama sebagai landasan dialog dan kerja sama antaragama. Dan hari ini kita berkumpul untuk keperluan itu," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Gus Yahya memaparkan, langkah lanjutan dari upaya tersebut adalah membangun strategi bersama untuk mentransformasikan pola pikir umat beragama.
“Masih banyak kalangan umat beragama yang memandang hubungan antaragama sebagai kompetisi politik, sehingga agama diperalat sebagai senjata politik untuk memperebutkan kekuasaan," ucap dia.
"Pola pikir ini harus diubah karena akan merusak harmoni sosial di antara kelompok agama yang berbeda-beda dan memustahilkan kelompok-kelompok yang berbeda itu hidup berdampingan secara damai," lanjutnya.
Sementara Sekjen Rabithah ‘Alam Islami, Muhammad bin Abdul Karim Al Issa, mengatakan tujuan forum itu untuk membangun bersama visi berkeadaban untuk mengkonsolidasikan nilai-nilai moderasi dalam masyarakat.
Selain itu demi menangkal ancaman pemikiran ekstrem antar kelompok serta mengubah konflik yang tercipta antar agama dan lingkungan budaya yang berbeda, menjadi kesepahaman, kerja sama dan solidaritas.
ADVERTISEMENT
Setelah acara itu, Sekjen Rabithah ‘Alam Islami mengundang Gus Yahya untuk melakukan pertemuan pribadi.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, jadi pembicara utama dalam "Forum on Common Values among Religious Followers". Foto: Dok. Istimewa

Rabithah 'Alam Islami Siap Dukung Agenda Internasional NU

Dalam pertemuan pribadi dengan Gus Yahya, Syaikh Muhammad bin Abdul Karim Al Issa menuturkan, Nahdlatul Ulama ikut memegang hak milik atas Rabithah, karena Rabithah dimaksudkan sebagai milik seluruh Dunia Islam.
Oleh sebab itu, Rabithah siap mendukung dan membantu memenuhi kebutuhan NU dalam pelaksanaan agenda internasional.
“Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang pantas menjadi teladan bagi organisasi-organisasi Islam lainnya di seluruh Dunia," kata Al Issa.
Sedangkan Gus Yahya mengatakan, agenda apa pun yang menyangkut dunia Islam akan sulit berjalan dengan baik apabila tidak melibatkan Kerajaan Arab Saudi.
Sebab, Arab Saudi memegang kedaulatan atas dua tempat suci, pusat peribadatan umat Islam di seluruh dunia.
Kantor PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
Oleh sebab itu, Gus Yahya mengatakan NU akan meningkatkan keterlibatannya dalam dunia internasional.
ADVERTISEMENT
"Kerja sama dengan Kerajaan Arab Saudi dan Rabithah ‘Alam Islami mutlak diperlukan," kata dia.
Syaikh Al Issa menyambut baik ajakan kerja sama dari NU ini. Ia meyakini semua agenda NU dimaksudkan sebagai ikhtiar untuk membangun dan menebarkan kemaslahatan.
“Saya sudah berkeliling ke seluruh dunia dan bertemu banyak orang. Tidak pernah saya mendengar pembicaraan tentang NU dan Anda pribadi (menunjuk Ketua Umum PBNU), kecuali hal-hal baik dan pujian saja," kata Al Issa.
Lebih lanjut, Al Issa dan Gus Yahya sepakat meningkatkan komunikasi dan koordinasi dalam langkah-langkah strategis menghadapi dinamika internasional yang rumit dewasa ini.
“Apa pun bentuk dukungan yang Anda butuhkan dalam upaya-upaya internasional Anda, jangan segan-segan menghubungi kami. Karena Rabithah ‘Alam Islami ini adalah milik Nahdlatul Ulama juga," tutup Al Issa
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan ke Riyadh itu, Gus Yajya didampingi oleh Habib Muhammad Hilal Al Aidid, Wakil Ketua Umum PBNU dan Habib Ali Hasan Bahar, Ketua LazisNU.