Gus Yahya: Forum R20 Bukan Sekadar Agenda, melainkan Sebuah Gerakan Global

1 November 2022 17:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kiri) dan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Syekh Mohammed Al-Issa (kanan) dalam konferensi pers forum R20 di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Senin (1/11).  Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kiri) dan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Syekh Mohammed Al-Issa (kanan) dalam konferensi pers forum R20 di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Senin (1/11). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menegaskan Forum Religion of Twenty (R20) bukan semata konferensi tahunan, melainkan sebuah gebrakan baru atas peran agama dalam mengatasi persoalan dunia internasional.
ADVERTISEMENT
“Visi dari agenda ini yang ingin kami bawa lebih jauh adalah bukan sekadar event atau konferensi, tetapi kami mengembangkan gagasan ini menjadi sebuah gerakan global,” kata Gus Yahya saat konferensi pers di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Selasa (1/11).
Gus Yahya menyampaikan gagasan gelaran tersebut adalah mengumpulkan para pemimpin agama dunia untuk membangun dialog yang jujur ​​​​dan lugas mengenai dua topik mendasar.
“Pertama, bagaimana menyikapi realitas problem relasi komunal antarkelompok agama yang berbeda dan kenyataannya masih menjadi situasi yang sangat problematis dalam berbagai krisis di dunia,” ujarnya.
Gus Yahya melanjutkan, gagasan selanjutnya adalah bagaimana para pemuka agama dapat mengembangkan visi tentang agama yang dapat menjadi sumber solusi atas berbagai permasalahan global. Adapun upaya yang akan ditempuh yakni dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan spiritual agama ke dalam dinamika politik dan ekonomi internasional.
ADVERTISEMENT
R20 sebagai bagian dari G20 akan dihelat di Bali pada 2-3 November 2022, dan akan dihadiri lebih dari 400 undangan dari dalam dan luar negeri. Mereka adalah para pemimpin agama, sekte, dan aliran kepercayaan dari berbagai negara dengan jutaan pengikut.
Forum ini mengusung harmoni agar antaragama saling menghargai, tidak saling mereduksi, serta mendorong upaya agar terjadi dialog yang dapat mengkristalisasi upaya perdamaian dunia.